Latest Entries »

Kamis, 07 Mei 2020

CATATAN RENUNGAN RAMADHAN KE-13


Bismillahir-Rohmaanir-Rahiim
Catatan Renungan Ramadhan ke-13


RAMADHAN MOMENTUM MENIMBA ILMU
(Kajian dan Renungan surat Al-‘Alaq: 1-5)

Untuk menambah ilmu ataupun pengetahuan (sains) sudah barang tentu, sangat berkaitan erat dengan kalam Allah SWT, di dalam AL-Quran surat Al-‘Alaq ayat 1 – 5. Bahwa Allah SWT, menyeru kepada semua manusia baik itu yang beriman atau tidak beriman maka perintah tersebut berlaku bagi semua manusia, untuk selalu membaca, membaca, dan membaca. Seruan membaca pada surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5, kajian tersebut dalam tafsir Al-Quran makna membaca ini sangat luas. Bukan hanya sebatas mata melihat dan mulut membaca melainkan lebih dari itu.

Paling tidak makna membaca tersebut, ada dua ranah yakni membaca ayat-ayat Allah SWT, yang tersurat (yaitu ayat-ayat Al-Quran yang tertulis)  dan membaca ayat-ayat Allah SWT, yang rersirat di alam jagad raya ( tanda-tanda kekusaan Allah SWT, yang ada dialam semesta. Oleh karena itu penulis akan mangkaji  dan merenung sedikit tentang makna kalam Allah SWT, yang terdapat di dalam surat Al-Alaq ayat 1-5.

Berkenaan makna Iqro’, membaca tanda-tanda kekusaan Allah SWT, di alam jagad raya ini. Dalam kajian ilmu Ulumul Quran tanda-tanda kekuasaan Allah SWT, disebut dengan ayat-ayat kauniyah. Ayat-ayat kauniyah yang ada dialam jagad raya, sungguh mengagumkan telah terhampar di alam semesta. Di alam semesta terdiri banyaknya kumpulan galaksi-galaksi, dan pada satu galaksi terdapt kumpulan planet-pelanet, selanjutnya pada satu kumpulan planet-planet disitu ada tata surya yang beredar pada porosnya, dan di situ ada planet bumi yang kita tempati sekarang. Belum lagi bumi yang kita tempati, ada langit, gunung, lautan dan sebagainya semua itu adalah tanda-tanda kekuasaan Allah SWT.  Bagi orang-orang yang beriman, mereka harus pndai-pandai membaca ayat-ayat kuniyah Allah SWT, agar keimanan mereka meningkat, mengakar dan kokoh kepada Allah SWT, Sang Pencipta alam semesta.

Makna membaca ayat-ayat Allah SWT, yang tersurat yaitu terkait dengan teks-teks Al-Quranul  Karim, Hal ini juga menjadi sangat penting. Seruan surat Al-Alaq pada ayat pertama adalah perintah membaca. Pada saat diturunkannya surat Al-Alaq ini oleh Allah SWT, kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang dibawakan dan dibacakan oleh malaikat Jibril AS, ketika mungucapkan Iqro’… yaa Muhammad terulang sampai tiga kali, baru ucapan Iqro’ yang ketiga Rasululllah mengucapkan ikut malaikat Jibril secara lengkap.

Ini menjukan bahwa pada peristiwa diturukannya surat Al-Alaq kata “Iqro’ terulang tiga kali. Perintah membaca itu sangat penting bagi semua manusia. Dalam kaidah ilmu ushul fiqh ketika Allah SWT, berfirman menggunkan kata kerja perintah maka itu pada hakekatnya hukumnya adalah wajib. “Al-Amru ashluhu wujubun”  setiap kata keja perintah Allah SWT, pada dasarnya wajib hukumnya. Mari kita kaji dan renungkan kembali firman Allah SWT, pada surat Al’Alaq ayat 1-5;

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ {1} خَلَقَ الإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ {2} اقْرَأْ وَرَبُّكَ اْلأَكْرَمُ {3} الَّذِي عَلَّمَ ابِالْقَلَمِ {4} عَلَّمَ اْلإِنسَانَ مَالَمْ يَعْلَمْ {5}

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Pada surat Al-‘Alaq ayat 1-5 tersebut dalam konteks membaca sungguh sarat dengan makna dan hikmahnya. Bahwa perintah iqro’ itu harus diikut dengan menyebut atau nama Sang Pencipta yakni Allah SWT. Dengan demikian ketika sesorang melakukan aktivitas membaca buku, majalah, Koran dan sebagainya maka sangatlah dianjurkan terlebih dahulu dengan menyebut nama Allah SWT, terutama pada saat membaca Al-Quran, agar amaliyah yang kita lakukan mendapatkan kucuran rahmat Allah SWT.

Selanjutnya  makna Iqro’ yang terkait dengan pemahaman surat Al-Alaq ayat 1-5, makna Iqro’nya adalah kita di perintahkan oleh Allah SWT, meng-Iqro’ tentang penciptaan manusia dari segumpal darah, agar kita bisa memhami hikmah penciptaan manusia tersebut. Ini menjukan bahwa manusia secara kasat mata adalah makhluk sangat lemah yang terdiri dari seongok tulang dan daging. Kemudian dengan sifat Allah Yang Maha pemurah, kita manusia yang sangat lemah tersebut, di ajarkan pengetahuan dengan pena-Nya, sehingga kita bisa mengetahui sesuatu yang tadinya tidak mengerti mengajadi mengerti. Itulah ke-Maha Kuasaan Allah SWT, Yang Maha Pemurah bagi hamba-hambanya yang lemah. Oleh karena itu, tidak ada daya dan kekuatan kecuali kekuatan Allah Yang Maha Agung. Seharus kita sebagai hamba-Nya di dalam mengerjakan segala seuatu aktivitas yang positif wajib melibatkan Allah SWT,yaitu senantisa dengan meyebut dan mengingat-Nya, niscaya kita akan mendapatan kucuran rahmat dan kemurahan Allah SWT, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Wallahu A’lam bsh-showab…


Wassalam,
13  Ramadhan 1441 H (7  Mei 2020)

Ttd
penulis
Amingsa
aminazra.blogspot.com
aminbhsarab.blogspot.com
aminamjad9.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar