Latest Entries »

Rabu, 29 April 2020

CATATAN RENUNGAN RAMADHAN KE-6

Bismillahir-Rohmaanir-Rahiim
Catatan Renungan Ramadhan ke-6


RAMADHAN MOMENTUM UNTUK  MENGHIDUPKAN HATI DENGAN AL-QURAN 

“SEDIAKAN WAKTU TERBAIKMU UNTUK HIDUP BERSAMA AL-QURAN. DENGAN SIKAP HORAMAT AMBILAH AL-QURAN MUSHAF, HAYATI ARTINYA. BERPIKIRLAH APA YANG BISA KAU LAKUKAN UNTUK KEMASLAHATAN DIRIMU. LUPAKANLAH SEJENAK URUSAN DUNIAMU. ITULAH TANDA KECINTAANMU TERHADAP AL-QURAN. ITULAH SALAH SATU WAKTU TERBAIKMU DALAM HIDUPMU ”

(Di nukil dari kitab Motivasi Pencinta Al-Quran)
(Prof. Dr. K.H. Ahsin Sakho Muhammad)

Hidup bersama Al-quran ini, yang perlu digaris bawahi adalah bahwa hidup disini bukan hanya fisik semata, akan tetapi hidup batin juga. Jadi kalau penulis tambahkan sedikit yaitu hidupkan hati kita dengan selalu senantiasa membaca, membaca dan terus membaca Al-Quran demi kebaikan bagi pembaca Al-Quran itu sendiri. Lupakan sejenak urusan dunia, lupakan juga sejenak tentang waspada wabah virus corona/covid-19. Inilah salah satu tantangan bulan suci Ramadahan yang saat ini, mau tidak mau kalau hidup dan hati kita pingin tenang serta ingin memdapatkan ridho Allah SWT, maka lebih di hidupkan kembali hati kita dengan selalu membaca Al-Quran serta sibukan kemabali jiwa raga kita dengan Al-Quran niscaya kita akan selalu tenang dan bahagia.

Terkait Ramadhan tersebut, jadikan momentum untuk lebih meghidupkan hati dengan Al-Quran, maka peran dan kehadiran hati menjadi sangat penting ketika kita ingin senntiasa membaca Al-Quran. Agar bacaan Al-Quran tersebut bukan saja hanya raga yang membaca, akan tetapi hati juga ikut membaca. Hati memiliki peran yang sangat penting didalam membaca Al-Quran, kalau kehadiran hati tersebut sudah bisa di hadirkan untuk bacaan Al-Quran, maka akan berkualitas tinggi. Untuk bisa mendapkan bacaan Al-berkulitas tinggi ada berepa hal yang perlu diperhatikan;

  • Menjaga diri agar sadar akan kenyataan bahwa ketika sedang  membaca Al-Quran, sebenarnya sedang dalam dalam kehadiran-Nya (yaitu Allah SWT hadir) di hadapan orang-orang yang Membaca Al-Quran. وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَاكُنتُمْ. Artinya: Dan Dia (Allah) bersama kamu di mama saja kamu berada. (Al-hadid : 4). فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ. Artinya: Maka, ingatlah Aku (Allah), Aku akan mengigatkamu. (Al-baqarah : 152)
  • Merasalah sebagai bagian dari uasaha “istiqomah membaca Al-Quran” dalam kehadiran Allah SWT, seolah-olah mendegarkan Al-Quran itu sendiri langsung dari Allah SWT. 
  • Pandanglah secara personal bahwa kita adalah orang yang dituju secara langsung oleh Al-Quran. Walaupun Al-Quran telah kita terima dari barbagai tempat, ruang dan waktu secara tidak langsung. Namun biarlah perantara itu hilang beberapa waktu dan perkenankan diri kita menerima Al-Quran seolah-oleh ia berbicara langsung kepada kita.
  • Buatlah penampilan kita menggambarkan  ketakjuban jiwa, penghormatan, pengabdian dan penyerahan diri kita kepada Robbii. Terdapt hubungan erat antara lahir dan batin manusia. “Kehadiran” tubuh akan membuat hati juga hadir. Harus ada sebuah perbedaan dalam penampilan kita ketika sedang membaca membaca Al-Quran dibanding membaca sebuah buku biasa.
  • Kesucian diri kita dijaga sebisa mungkin. Kita mengetahui bahwa hanya orang yang mempunyai kesucian yang berhak menyentuh Al-Quran. Kita mengetahui bahwa tubuh, pakaian dan tempat harus bersih. Kita mengetahui tentang kesucian niat dan kesucian hati, serta tubuh dari dosa adalah sama-sama penting. Tidak ada orang dapat bebas sama sekali dari dosa. Karena itu, cobalah mencegahnya sebanyak mungkin. Jika kebetulan kita telah terdorong berbuat dosa, maka bertaubat dan mohon apunlah kepada Allah SWT, sesegera mungkin. 

Demikianlah sedikit pembahasan  yang sederhana cara-cara untuk menhidupkan hati atau mengahadirkan hati, ketika kita hendak membaca Al-Quran. Moga bermanfaat bagi penulis dan umumnya para pembaca yang budian dan baik hati.


Wassalam,
6  Ramadhan 1441 H (29  April 2020)

Ttd
Penulis 
Amingsa
aminazra.blogspot.com
aminbhsarab.blogspot.com
aminamjad9.blogspot.com 

CATATAN RENUNGAN RAMADHAN KE-5


Bismillahir-Rohmaanir-Rahiim
Catatan Renungan Ramadhan ke-5


RAMADHAN MOMENTUM UNTUK LEBIH DEKAT DENGAN AL-QURAN
                                                      BAGIAN 2

“AL-QURAN ITU ADALAH KITAB PENUH BERKAH. MAKA BERGAULAH TERUS DENGAN AL-QURAN.”

“ ORANG YANG BERKHIDMAH UNTUK AL-QURAN DI DUNIA, DIA AKAN DILAYANI OLEH AL-QURAN DI AKHIRAT. MAKA JADILAH PELAYAN AL-QURAN.”

JADIKANLAH AL-QURAN SEBAGAI TEMAN SETIAMU DALAM SITUASAI APAPUN. AL-QURAN MENJADI TEMAN SETIAMU DI HARI AKHIR KELAK.”

( Di nukil dari kitab Motivasi Pencinta Al-Quran)
(Prof. Dr. K.H. Ahsin Sakho Muhammad)

Sunngguh indah sekali renungan kalam langit, dari karya penuh hikmah yang tertulis di dalam “ Kitab Motivasi Pecinta Al-Quran, beliau adalah satu-satunya cendikiawan Ahli Qira’atu As-Sab’ah dari Indonesia yaitu, Prof. Dr. K.H. Ahsin Sakho Muhammad. Belau juga pakar ilmu-ilmu Al-Quran dan sudah banyak karya-karyanya, yang diterbitkan tersebar di seluruh Indonesia, baik tingkat nasional maupun Internasional.

Berbicara tentang Al-Quran dari berbagai sudut pandang dan dari berbagai disiplin ilmu, Al-Quran adalah bagaikan samudra ilmu pengetahun saintis, ilmiyah, realitas dan spritualitas yang merupakan Kitab yang paripurna. Maka akan sangat bijak kalau Al-Quran tersebut, di jadikan pedoman, tuntuan kehidupan manusia untuk bahagia di dunia serta bahagia sampai akhirat. Bagi orang-orang yang betul-betul mengimani Al-Quran mereka memiliki keyakinan di rata rata-rata dan sangat meyakini bahwa Al-Quran adalah sumber kehidupan di alam nyata dan alam ghoib.

Bulan Ramadhan yang sekarang ini adalah membaca kitab suci Al-Quran menjadi sebuah solusi yang tak terbantahkan, terlepas dari berbagai masalah dan musibah yang terjadi, untuk itu kita tidak boleh surut semangat, motivasi senantiasa lebih dekat dengan Al-Quran dan lebih mencintai Al-Quran. Moga dengan kita lebih dekat sekaligus mencintai Al-Quaran, Allah SWT, akan angkat, hilangkan musibah yang terjadi. Serta kita semua dihindarakan dari wabah virus corona / covid-19, di Indonesia orang yang sudah meninggal kena wabah (penyakit) covid-19 kurang lebih 460-500 jiwa. Peringat Indonesa orang yang meninggal karena wabah virus corona adalah perinkat ke-17 di dunia, sumber data dari WHO, 15/04/2020.

Mari kita renungkan kembali Hadits baginda Nabi Muhammad SAW, yang sangat popular bagi para kalangan Pecinta Al-Quran yang di riwayatkan oleh Imam  Bukhori.

" خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْكُرْأن وَ عَلَّمَهُ "

 “ Sebaik baik kalian (hai manusia) adalah orang yang belajar (mengkaji) Al-Quran dan mengajarkan Al-Quran.”
(HR. Buhkori)

Tidak ada lagi, bagi kita alasan untuk jauh dengan Al-Quran dan malas-malasan membaca Al-Quran.
Bangkitkanlah kesadaran kita, bahwa untuk lebih dekat dengan Al-Quran dan mencintai Al-Quran dengan hati yang ikhlas dan tulus adalah merupakan kebutuhan lahir serta batin kita. Baginda Nabi Muhammad SAW, sudah dengan gamblang menginformasikan bahwa sebaik-baik kita adalah orang yang membaca, belajar dan mengkaji Al-Quran dan mengajarkannya.

Cukup demikian kajian dan renungan Ramadhan yang ke-5 tentang Ramadhan momentum lebih dekat dengan Al-Quran, moga tulisan yang sangat sederhana ini, ada manfaatnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca yang budiam serta yang baik hati....


Wassalam,
5  Ramadhan 1441 H (28  April 2020)

Ttd
Penulis
Amingsa
aminazra.blogspot.com
aminbhsarab.blogspot.com
aminamjad9.blogspot.com

Selasa, 28 April 2020

CATATAN RENUNGAN RAMADHAN KE-4


Bismillahir-Rohmaanir-Rahiim
Catatan Renungan Ramadhan ke-4


RAMADHAN MOMENTUM UNTUK LEBIH DEKAT DENGAN AL-QURAN
BAGIAN 1

Alhamdulillah wassyukrulillah laa haula wallaquwwata illa billah...

Sudah diketahui bersama bahwasanya bulan Ramadhan adalah bulannya Al-Quran. Sabab Al-Quran diturukan oleh Allah SWT, yaitu pada bulan Ramadhan dan merupakan rahmat yang besar untuk orang-orang yang beriman. Ketika sudah berada pada bulan suci Ramadhan yang Agung ini, kita mestinya lebih mendekatkan diri lagi dengan Al-Quran sebagai bukti bahwa kita adalah orang-orang yang beriman yang cinta dengan Al-Quran. Karena pada hakekatnya pada saat dekat  dengan Al-Quran dan senantiasa ingin membaca Al-Quran, kita lagi sedang berbicara, berdialog, bernostagia dengan Allah SWT, maka bacalah Al-Quran dengan pelan-pelan dan tartil serta dengan niat yang ikhlas semata-mata katena Allah SWT.

Pada awwal bulan Ramadhan banyak terdengar lantunan suara bacaan Al-Quran, baik itu di Masjid-masjid, di Mushola dan di rumah-rumah sehingga awwal Ramadhan tersebut begitu ramai dengan lantunan-lantunan bacaan ayat suci Al-quran. Akan tetapi bacaan ayat suci Al-Quran ketika sudah berada di pertenghan dan akhir bulan Ramadhan yang membaca Al-Quran sudah mulai mengendor serta mulai redup. Ditamabah lagi situasi sekarang masih waspada virus corona atau covid-19, ada himbauwan bahwa ibadah-ibadah di bulan suci Ramadhan dikerjakan di rumah. 

Jangan sampai semua kondisi ini, membuat kita menjauh dengan Al-Quran dan mejadi malas-malasan membaca Al-Quran. Justru ini adalah merupakan tantangan bagi orang-orang yang beriman agar lebih mendekat lagi dengan Al-Quran dan lebih semangat lagi membaca Al-Quran, walaupun kondisinya waspada covid-19. Moga dengan kita lebih dekat dan lebih mencintai membaca Al-Quaran. Al-Quran tersebut benar-benar menjadi rahmat yang besar yang dapat kita rasakan, baik nanti di dunia maupun di akhirat.

Dalam menghadapi situsai dan kondisi ini, kita harus terus berupaya untuk lebih dekat dengan Al-Quran dan selalu senantisa membaca Al-Quran, agar kita tercatat sebagai ahlul Quran. Bagi yang sudah terbiasa senantiasa membaca Al-Quran dan hati sudah dekat serta terpaut dengan Al-Quran maka di pertahankan. Akan tetapi bagaimana dengan orang-orang muslim yang malas untuk membaca Al-Quran, apa lagi bagaimana...?? mau dekat dengan Al-Quran, maka itu akan terasa berat bagi mereka untuk melakukannya.

Bagi yang malas membaca Al-Quran, harus sadar dengan sepenuh hati bahwa sekarang adalah momentum sangat baik untuk lebih dekat dengan Al-Quran dan berusaha untuk membacanya, meskipun membaca Al-Qurannya dengan sedikit demi sedikit atau satu lembar, dua lembar atau 3 lembar, hal itu lebih baik baginya bahkan amalan yang sedikit demi sedikit dikerjakan dengan istiqomah maka amalan tersebut lebih di cintai oleh Allah SWT, oleh karena itu bagi yang tidak sanggup membaca Al-Quran dengan  banyak, maka lakukanlah setiap sehabis shalat wajib maupun sunnah untuk selalu membaca Al-Quran dekit demi sedikit.

Mari kita renungi firman Allah SWT, dalam surat Al-Ankabut ayat 51;

أَوَلَمْ يَكْفِهِمْ أَنَّآأَنزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ يُتْلَى عَلَيْهِمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَرَحْمَةً وَذِكْرَى لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ {51}

Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Quran) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. (Al-‘Ankabut : 51)

Penjelasan Allah SWT, pada surat Al-‘Ankabut ayat 51, pada ayat tersebut menggunakan harfu taukid. Artinya Allah SWT tidak main-main, sugguh Al-Quran itu diturukan di alam dunia, terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman. Untuk orang-orang yang beriman idealnya harus meyakini dengan sepenuh hati diturukannya Al-Quran adalah terdapat rahmat Allah SWT yang sangat besar dan terdapat pelajaran yang luar bisa. 

Dengan demikian di bulan suci Ramadhan ini, idealnya orang-orang beriman terus berusaha dalam kondisi apaun untuk selalu dekat dengan Al-Quran dan senantiasa membaca Al-Quran walupun dikit demi sedikit, agar rahmat  Allah SWT, tersebut kita dapatkan. Aamiin...

Demkianlah sedikit pembahasan dan perenungan hari yang ke-4 Ramadhan, Ramadhan momentum untuk lebih dekat dengan Al-Quran bagian 1. Moga ada manfaatnya buat penulis umumnya pembaca yang budiman dan baik hati...


Wassalam,
4  Ramadhan 1441 H (27  April 2020)

Ttd
Penulis
Amingsa
aminazra.blogspot.com
aminbhsarab.blogspot.com
aminamjad9.blogspot.com

CATATAN RENUNGAN RAMADHAN KE-3

Bismillahir-Rohmaanir-Rahiim
Catatan Renungan Ramadhan ke-3


BULAN RAMADHAN ADALAH  MOMENTUM SYUKUR DAN SABAR

Bulan Ramadhan sekarang, sangat berbeda dengan Ramadhan tahun yang lalu-lalu. Ramadhan tahun 1441 H atau tahun 2020 dihadapkan dengan masalah wabah yang serius yaitu adanya wabah virus corona/covid-19. Sehingga Ramadahan kali ini, suasana dalam menjalankan ibadah sangat terasa berbeda tidak seperti Ramadhan dahulu. Ramadhan tahun sekarang shalat tarawehnya di himbau oleh pemerintah baik pusat maupun daerah dikerjakan di rumah masing-masing, termasuk shalat jum’at pada bulan tersebut tidak diadakan pada sebagian wilayah, bahkan dianjurkan mengganti shalat zhuhur di rumah masing-masing. Hal ini merupakan masalah serius yang tidak diharapkan, maka oleh sebab itu dalam menghadapi masalah yang luar biasa ini. Kita meghadapinya  dengan bijaksana dan jadikan bulan Ramadan tersebut momentum meningkatkan sikap syukur dan sabar.

Islam itu mengajarkan dua karkter; satu karakter syukur dan satu karakter sabar. Para Ulama Salafusshaleh membahas manakah yang lebih utama. Syukur atau sabar…? Jawabannya adalah Allah SWT, yang lebih mengetahui, bahwa setiap kondisi seorang muslim yang sesuai realitas. Terlebih sekarang dalam kondisi waspada, hati-hati menghapai wabah virus corona atau covid-19. Maka dibutukan mentalitas syukur dan mentalitas sabar.

Manusia tidak akan pernah terlepas dari sikap syukur dan sikap sabar, didalam menjalani kehidupan yang pasti silih berganti. Seperti terjadi di bulan suci Ramadhan yang sekarang, dulu tersa sekali kebersamaan beribadahnya terutama di malam hari dengan shalat taraweh berjama’ah di Masjid-masjid pada malam Ramadhan, akan tetapi sekarang shalat tarawehnya di rumah masing-masing  yang terjadi pada sebagian di daerah. Masalah kondisi yang serius ini, tetap dihadapi dengan sikap syukur dan bersabar.

Salah satu bentuk ke-Agungan Ramadhan, bahwasanya seorang muslim setiap hari pasti menjumpai berbagai peristiwa yang harus dihadapi dengan sikap syukur dan sikap sabar, apa lagi bulan Ramadhan kali ini, yaitu waspada virus corona / covid-19. Ketika berpuasa berada pada siang hari tatkala mau keluar rumah, maka harus memakai masker sebagai antisipasi agar tidak terkena infeksi virus corona / covid-19 baik diperjalanan maupun di tempat yang dituju, sehingga dalam menghadapi kondisi tersebut dibutuhkan kesabaran.

Silih bergantinya antara sikap sabar dan sikap syukur. Ketika seorang muslim menghadapi berbuka puasa pada saat waktu maghrib untuk memenuhi kebutuhan makan dan minumnya serta memuaskan syahwat makannya. Maka seorang muslim lazimnya, bersyukur yang lebih mendalam agar menjadi amal yang lebih banyak. Bergitu juga pada malam hari mengerjakan shalat taraweh dengan keluarga di rumah masing-masing, maka harus dikerjakan juga dengan rasa syukur serta bersabar, agar menjadi ibadah yang terbaik di hadapan Allah SWT.

Demikianlah, seorang muslim yang beriman dalam menjalani sehari-harinya di bulan suci Ramadhan, apa lagi bulan Ramadhan saat ini,  kita harus waspada, hati-hati dengan wabah virus corona / covid-19. Dengan kondisi nuansa yang sangat berdeda, maka sangat dibutuhkan sikap syukur dan sabar didalam mengahadapinya, agar amalan-amalan puasa Ramadhan kita diterima oleh Allah SWT dan menjadi amalan-amalan terbaik.

Mari kita baca, pahami dan renungi isi kandungan, Hadis Rasulullah SAW, bersabda :

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إنَّ أَمْرَهُ كُلُهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إلّا لِلْمُؤْمِنَ، إنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًلَهُ، إنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًلَه 
(H.R Muslim, hal 2999 )

“Sungguh menkjubkan perkara seorang mukmin, sebab semua perkaranya adalah kebaikan dan yang demikian hanya ada pada diri seorang mukmin. Bila ia mendapat kemudahan ia bersyukur dan itu menjadi kebikan bagi dirinya, dan bila ia mendapat kesulitan (musibah) ia bersabar dan ia menjadi kebaikan bagi dirinya. (H.R Muslim, hal 2999 )

Dengan demikian bulan suci Ramadhan kali ini mau tidak mau, marilah kita jadikan momentum untuk menguatkan kembali sikap syukur dan sikap sabar kita, agar amalan-amalan yang dikerjakan baik siang dan malamnya, menjadi tambah kebaikan serta menjadi amalan-amalan yang terbaik semuanya di hadapan Allah SWT.


Wassalam,
3  Ramadhan 1441 H (26  April 2020)

Ttd
Penulis 
Amingsa
aminazra.blogspot.com
aminbhsarab.blogspot.com
aminamjad9.blogspot.com

Sabtu, 25 April 2020

CATATAN RENUNGAN RAMADHAN KE-2


Bismillahir-Rohmaanir-Rahiim
Catatan Renungan Ramadhan ke-2


BERYUKUR KEPADA ALLAH SWT DENGAN MENGUATKAN IMAN DAN TAQWA

Masih pada suasana menghadapi waspada virus corona atau covid-19 di bulan suci Ramadhan hati dan jiwa ini, ingin selalu berusaha memaksimalkan ibadah kepada Allah SWT, walaupun situasinya banyak tempat ibadah didareh yang dilarang untuk shalat jum’at berjama’ah. Dengan situasi dan kondisi daerah dikampung waspada siaga covid-19 menjadikan Masjid dan Mushala tidak digunakan sebagaimana biasanya. Di hari pertama, Ramadhan kemarin tepatnya hari jum’at tanggal 1 Ramadhan 1441 H / 24 april 2020. Sebagian daerah tidak mengadakan shalat jum’at berjama’ah termasuk daerah yang penulis mukimi, hati menjadi gelisah dan berkata, padahal hari jum’at itu adalah hari yang dimuliakan Allah SWT dan berada di awwal bulan Ramadhan yang Allah SWT, muliakan juga.

Hati dan jiwa penulis, sangat gelisah disebabkan daerah sendiri tidak biasa menunaikan dan mengerjakan shalat jum’at berjam’ah. Hati sepertinya berbisik kembail seakan-akan tidak rela, masa dihari yang mulia dan di bulan yang mulia tidak bisa menunaikan dan mengerjakan ibadah shalat jum’at berjam’ah, sangat rugi sekali rasanya kaalu sampai tidak bisa menunaikan dan melaksanakan shalat jum’at di majid secara berjam’ah. Tetapi apa dikata, karena sudah ada intruksi dari pemerintah pusat sampai kedareah atau kekapung-kampung. Sehingga banyak sebagian daerah-daerah tidak melaksanakan shalat jum’at berjama’ah di Masjid. Penuls langsung mengambil inisiatif untuk shalat jum’at berjam’ah di dareah yang mengadakan shalat jum’at. Dan Alhamdulillah hati dan jiwa yang gelisah ini terobat, serta dapat melaksanakan shalat dangan khusu’ kemudian pulang kerumah sepanjang perjalanan terus mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT. Oleh karenanya dalam kondisi apapun memang kita wajib terus bersyukur kepada-Nya dan beruasaha untuk tenang.

Pada kegelisahan hati yang luar biasa, sempat penulis merunung, berfikir dan mengambil pelajaran, di hari yang kedua dibuan suci Ramadhan ini. Maka salah satu pelajaran yang bisa kita petik yaitu kita terus selalu bersyukur kepada Allah dalam keadaan apapun, dengan cara kita bersegera mohon ampun (taubat) kepada Allah SWT, sebagai bentuk syukur kepada-Nya, pada hakekatnya situasi dan kondisi apapun pasti itu atas Izin, Iradah dan Takdir Allah SWT. Maka rasa syukur kepada Allah SWT, dikuatkan kembali dengan selalu mendekatkan diri kepada-Nya yakni kita tingkatkan kulitas keimanan dan ketakwan kepada-Nya.  Mari kita renungkan kembali firman Allah SWT dalam surat Ali I’mran ayat 133.

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ { 133}
Dan bersegeralah ( hai orang-orang beriman)…. kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (S. Ali ‘Imran : 133)

Pada surat Al-‘Imran ayat 133, bahwa kita sebagai orang-orang muslim di perintahkan oleh Allah SWT, agar tidak menuda-nuda taubat dan bersegera langsung untuk selalu memohon ampun kepada-Nya, yakni dalam situasi dan kondisi apapun. Bahkan Allah SWT, luar bisa menyedikan surga yang luasnya antara langit dan bumi bagi orang-orang yang bertaqwa. Hal ini biasa di capai dengan berusaha selalu bersyukur dalam kondisi apaun dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT, yaitu selalu bersegera minta ampunan (taubat) kepada-Nya, karena kita yakini bersama bahwa pada hakekatnya kondisi apapun itu, pasti atas Izin, Iradah dan Takdir Allah SWT.

Setelah kulitas Iman dan Ketaqwaan meningkat, maka janji Allah SWT, akan didapatkan kebahagian di dunia maupun kebahagian di akhrat (mendapatkan Surga yang luasnya seluas langit dab bumi). Seiring dengan ini, insayaallah pasti wabah virius corona/covid-19 akan hilang dengan berjalannya waktu dan akan kembali kepada Sang Pencita seluruh makhluk-makhluk-Nya baik yang nyata mata ataupun yang ghoib yaitu kepada Allah SWT Yang Maha Pencipta Segala Sesuwatu.

Alhamdulillah, wasyukrulillah… selesailah sedikit catatan renungan Ramadhan yang ke-2 yang sangat sederhana ini, mudah-mudahan bermaanfat bagi penulis dan umumnya para pembaca yang budiman serta baik hati.

Wassalm,
2 Ramadhan 1441 H (25 April 2020)

Ttd
Penulis
Amingsa
aminazra.blogspot.com
aminbhsarab.blogspot.com
aminamjad9.blogspot.com

CATATAN RENUNGAN RAMADHAN KE-1


Bismillahir-Rohmaanir-Rahiim
Catatan Renungan Ramadhan ke-1

 

BERSYUKUR DALAM KEADAAN APAPUN

Pada saat menjelang hari pertama Ramadhan sangat bersyukur, bahagia dan menyambut dengan rasa suka cita. Apalagi sudah menjelang maghrib dan melaksanakan shalat mahgrib bersama keluaraga secara berjama'ah. Tibalah waktunya ke Masjid untuk shalat Isya’ berjama’ah dengan keluarga berharap bisa shalat tarawih berjama’ah setelah shalat Isya’ karena dalam hati ini berbisik, akan terasa lebih afdhol dan sempurna puasa Ramadhan pertama kalau, shalat terawih berjama’ahnya di Masjid setelah Isya’ berjama’ah.

Namun setelah shalat Isya’ berjama’ah di Masjid, ternyata Masjid tersebut tidak mengadakan shalat tarawih. lalu hati ini berbisik lagi dan sedikit agak kecewa, padahal Masjid kampung ini ataupun Masjid desa ini, jauh dari jalan raya utama dan hampir tidak ada orang-orang pendatang yang mampir untuk shalat di Masjid tersebut. Untuk mengobati hati yang kecewa ini, terus berusaha mencari alternatif lain, karena dalam hati dan jiwa bergegolak semangat untuk ibadah, masih berharap untuk bisa shalat tarawih berjama’ah walaupun tidak di masjid.

Langsung memutuskan setelah shalat Isya’ berjama’ah di Majid pergi meuju ke Mushola yang tidak jauh jaraknya, kurang lebih 400-500 meter, yaa Allah… setelah hampir sampai ke Muhola bertemu dengan para Jama’ah yang baru keluar dari sholat Isya’ mereka mengatakan Mushola ini, tidak menadakan shalat tarawih. Saat itu juga persaan hati kecewa dan gelisah tidak bisa melaksankan shalat tarawih berjama’ah di Muhola tersebut, selanjutnya tidak pikir panjang lagi, langkah kaki ini bergegas berjalan pulang kerumah untuk beruasaha menunaikan sunnah Nabi SAW, yakni shalat terawih berjama’ah di rumah bersama keluarga.

Walaupun memang hati dan jiwa ini kecewa dan gelisah tidak bisa shalat tarwaih berjama’ah di Masjid dan di Mushola. Hati dan jiwa yang gelisah ini, Penulis sejenak merenung, berfikir dan mengambil i’tibar dari pistiwa tersebut, yakni karena wabah virus korona atau covid-19 ini. Sampai-sampai dikampung atau desa ini, tidak mengadakan sholat terawih berjama’ah baik di Masjid maupun di Mushola, padahal desa-desa yang lain itu mengadakan. Tetapi Penulis masih sangat bersyukur, bisa melaksanakan shalat tarawih bersama kelauaga di rumah.

Pelajaran yang bisa diambil adalah kita harus senantiasa bisa bersyukur Allah SWT, dalam keadaan apapun bagaimanpun, baik ada wabah virus corona/covid-19 ataupun tidak ada. Niscaya mudah-muadahan kita termasuk orang-orang pandai bersyukur di pandangan Allah dan di tambah nikmatnya oleh Allah SWT, terbih-lebih sekarang  berada di bulan suci Ramadhan insayallah ada keberkahan tersendiri. Mari kita renungkan firman Allah SWT, dalam surat Ibrahim ayat 7.

 وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ {7}

Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." ( Surat Ibrahim:7)

Dengan ke-Agungan bulan Ramadhan ini, moga kita termasuk orang-orang yang pandai bersyukur kepada Allah SWT, dalam keadaan apapun baik itu ada wabah virus corona/covid-19 ataupun tidak, yang menyebabkan ada sebagian di daerah yang tidak melakasakan shalat tarawih. Mudah-muadahan pada bulan ramadhan  yang penuh rahmat, berkah, ampun ini, kita terhindar dari wabah tersbiut. virus corona/covid-19  moga Allah SWT, hilangkan, angkat dari muka bumi ini, dengan adanya ke berkahan dan ke-Agungan bulan suci Ramadan. Kita juga harus terus berikhtiar sekuat tenanga mengisi Ramadhan ini dengan alaman-amalan yang terbaik, sebagai bukti bawa kita hamba-hamba Allah SWT, yang selalau senantiasa bersyukur kepada-Nya, adalam keadaan apapun.

Demikian sedikit catatan renungan ramadhan hari pertama, yang menyebabkan bayak cerita. Dikarenakan ada wabah virus corona/covid-19 yang membuat negara-negara di dunia digemparkan dan disibukan dengan wabah tersebut, moga kita bisa banyak mengambil pelajaran dari peristiwa ini. Baik sekala dari kecil maupun sekala yang besar. Di bulan suci Ramadhan, kita dituntut untuk selalu berfikir positif agar puasa Ramadhan kita menjadi amalan-amalan terbaik di hadapan Allah SWT dan moga kita tercatat orang-orang yang pandai  bersyukur kepada Allah SWT di bulan suci Ramadhan ini.

Wassalam,
1 Ramadhan 1441 H (24 April 2020)

Ttd
penulis
Amingsa
aminazra.blogspot.com
aminbhsarab.blogspot.com
aminamjad9.blogspot.com

Kamis, 16 April 2020

PENUTUP BUKU HIJRAH REZEKI PENTINGNYA MELUASKAN NIAT

PENUTUP BUKU HIJRAH REZEKI PENTINGNYA MELUASKAN NIAT
Bismillah



Begitu sangat pentingnya niat bagi seorang muslim, sampai-sampai Rasulullah SAW, memberi kabar gembira pada kita bahawa,

نِيَّة الْمُؤْمِنِ خَيْرٌ مِنْ عَمَلِهِ

“Niat seorang mukmin, terkadang lebih baik dari (hasil) perbuatannya”. (HR. At-Thabrani)

Jadi tenang saja. Stay cool and keep calm. Selama uasaha atau ikhtiar kita telah berlimpah niat-niat yang mulia, maka usaha atau ikhtiar tersebut telah bernilai baik di sisi Allah SWT, bagaimanapun hasinya.

Ingat kan, bahwa ikhtiar kita mencari rezeki bagaikan perjalanan kereta api. Seorang yang memiliki keluasan hati, akan menikmati pemandangan dari atas kereta. Sementara pemilik hati yang sempit, jendela kereta mereka tertutup, sehingga mereka hanya melulu fokus pada hasil dari perjalanan tersebut tampa mau tahu pemandangan yang bisa dinukmati.

Niat-niat inilah yang akan membuka jendela kereta api Anda. Setelah mengetahui banyaknya niat yang bisa Anda raih, tentu saja laksana Anda menemukan aneka pemandangan baru sepanjang perjalanan. Insyaallah..., sangat membantu kita untuk mencintai proses daripada hasil.

Saat langkah pertama kaki kita keluar mencari rezeki, berniatlah...!!!
  1. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki ini, agar Engkau ridho kepadaku.
  2. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki ini, agar Rasulullah ridho hamba sebagai umatnya.
  3. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki ini, untuk mematuhi perintah-Mu dalam Al-Quran.
  4. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki ini, untuk mengikuti jejak para ulama saleh.
  5. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki ini, agar hamba bisa menunaikan haji dan umrah. 
  6. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki ini, agar hamba bisa menyalurkan zakat dari hartaku.
  7. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki ini, untuk menafkahi keluargaku. 
  8. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki ini, agar hamba bisa memilih yang halal saja dari karunia-Mu.
  9. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki ini, untuk memperbanyak silaturahmi. 
  10. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki ini, untuk memuliakan kedua orang tuaku.
  11. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki ini, untuk mengikuti para nabi dan rasul.
  12. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki ini, untuk mensyukuri nikmat-nikmat-Mu.
  13. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki untuk mengumpulkan bekal berziarah kepada Nabi-Mu.
  14. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki untuk mengumpulkan bekal berziarah pada sahabat Nabi dan orang-orang yang saleh. 
  15. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki agar diampuni dosa-dosaku. 
  16. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki untuk mensyiarkan Islam.
  17. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki untuk mengejar pahala ibadah lebih berlimpah.
  18. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki untuk memperbanyak doa dan zikir. 
  19. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki untuk membantu orang lain.
  20. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki untuk mendidik anak-anak kami. 
  21. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki agar hamba mendapat ketenangan dalam ibadah.
  22. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki agar waktuku menjadi tertib.
  23. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki untuk memperkuat imanku tentang pengaturan rezeki-Mu.
  24. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki agar hamba bertambah ilmu. 
  25. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki agar negeriku terbebas dari penjajah ekonomi. 
  26. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki ini, agar hamba bias melindungi diri dari riba. 
  27. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki ini, untuk menyebarkan ilmu kepada orang lain.
  28. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki ini, agar menjadi penyebab ibadah penujang orang lain.  
  29. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki ini, agar hamba dapat menghiasi diri dengan akhlakul karimah.
  30. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki ini, untuk mengejar impian yang hamba impikan.
  31. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki ini, agar hamba dapat memperhatikan anak yatim. 
  32. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki ini, untuk melindungi diriku dari perbuatan maksiat kepada-Mu.
  33. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki ini, untuk semakin menguatkan imanku pada hari akhir.
  34. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki ini, agar hamba bisa memberikan manfaat kepada orang lain melalu usahaku ini.
  35. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki ini, untuk menjaga kesetabilan ekonimi secara luas.
  36. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki ini, untuk mendidik hatiku menjadi waro.
  37. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki ini, untuk menhasilkan karya yang sempurna.
  38. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki ini, untuk melunasi semua utang.
  39. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki ini, untuk melindungi diri dan keluarga dari mengemis kepada manusia.
  40. Yaa Allah niat hamba mencari rezeki ini, untuk membuatku selalu bertafakur. 

Alhamdulillah…
Wasyukrulillah…
Telah selesai sedikit penyampain, pembahasan dan berbagi kebaikan dari buku Hijrah Rezeki karya Best Seller Ustadz Arafat…

Lebih asyik… lebih keren… lagi…
Silahkan sahabat-sahabat yang baik hati dan budiman baca bukunya langsung… Insyaallah seruuu serta banyak manfaat….

wassalam, 
aminazra.blogspot.com 
aminbhsarab.blogspot.com 
aminamjad9.blogspot.com 
april 2020 

Rabu, 15 April 2020

MUTIARA HIKMAH BAB 3 BUKU HIJRAH REZEKI

MUTIARA HIKMAH BAB 3 BUKU HIJRAH REZEKI
Bismillah


1.Kita sudah belajar dan memahami bahwa sifat rezeki adalah senantiasa bergerak. Kita telah pula mengerti bahwa manusia wajib bergerak untuk menjemput rezeki itu, yang dimulai dari pergerakan hati. Maka saatnaya bantu pergerakan hati dengan pergerakan amal perbuatan kita.

2.Anda tidak harus membaca berpuluh-puluh buku tentang rezeki lagi untuk memulai pergerakan Anda. Seperti menyetir Mobil, yang harus Anda lakukan adalah duduk di atas kursi driver dan pegang kemudinya, bukan mempelajari teorinya prinsip-prnsip mekanik tentang mesin otomotif, lalu carilah sebanyak-sebanyaknya Guru, mentor, pembimbing, dan siapapun yang lebih lulu sukses di bidang Anda tersebut.

3.Selanjutnya Anda harus tetap lapar (haus) dalam segala hal yang baik. Termasuk dalam hal rezeki. Berapa banyak inovasi yang dilahirkan karena lapar, begitupun celah-celah yang menjadi jalan keluar bagi masalah umumnya ditemukan ketika lapar.

4.Terakhir,  jangan mendayung kehidupan perahu Anda sendirian, karena Anda tak akan cukup tenaga untuk hal itu.

Demikinlah mutiara hikmah bab tiga pada buku hijrah rezeki syarat dengan makna yang dalam, setelah ini kita tunggu penutup pamungkasnya terkait dengan amaliyah dan quliyah niat-niat sebagai seorang beriman yang semestinya dapat meluaskan niat….

wassalam,
aminazra.blogspot.com
aminbhsarab.blogspot.com
aminamjad9.blogspot.com
april 2020

Senin, 13 April 2020

MUTIARA HIKMAH BAB 2 BUKU HIJAH REZEKI


MUTIARA HIKMAH BAB 2 BUKU HIJAH REZEKI
Bismillah


1.Mutiara hikmah bab dua ini, membuat kita mengerti bahwa sudah waktunya bagi kita untuk bergerak dari kesempitan hati  menuju keluasan hati.

2.Hati bagaikan bandara. Rezeki bagaikan pesawat yang mendarat dari langit menju hati kita. Saat landasan bandara itu sempit, pesawat yang bisa mendarat pun terbatas. Tetapi jika landasan bandara itu luas, ia dapat menampung banyak sekali pesawat. Ibu saya pernah memiliki pengalaman peribadi akan hal ini. Saat itu pesawat itu mau mendarat di bandara yogya, tetapi rupanya di sana masih ada pesawat lain yang lain sedang parkir. Karuan saja pesawat  Ibu tak jadi turun, dan hanya berputar-putar di langit. Tiga puluh menit kemudian, saat kondisi bandara kosong kembali barulah pesawat ibu akhirnya melandas. Demikianlah yang terjadi jika kita memiliki hati yang sempit, maka rezeki yang mendarat harus bergantian tidak bisa sekaligus banyak. 

3.Al-Quran menggambarkan Rezeki datang dari langit. Seperti dalam firman Allah SWT,

وَفِي السَّمَآءِ رِزْقُكُمْ وَمَاتُوعَدُونَ

Dan di langit terdapat rezeki kalian dan terdapat pula apa yang di janjikan kepada kalian (Adz-Dzariyat: 22)

4.Ingatlah bahwa keluasan hati bukan sifat genetik yang dibawa DNA kita sejak lahir. Hal ini tidak sama dengan hidung Anda yang mancung, rambut yang keriting atau warna kulit Anda di mana semuanya bawaan lahir.

5.Keluasan hati terbentuk melalui informasi yang Anda terima setiap hari, dengan siapa Anda bergaul, dan buku apa yang Anda baca. Oleh karena itu berjihadlah dengan sungguh-sungguh untuk mencari lingkungan yang saleh di mana Anda akan menghabiskan waktu di sekeliling mereka.

6.Oleh karena itu bacalah Al-Q uran setiap hari sekurangnya satu juz, karena tidak ada satupun kitab maupun buku yang bermanfaat dan terbukti memperbaiki hati, dan keluasan hati, kecuali Al-Quran. Jika Rasulullah mengkaitkan keluasan rezeki dengan sebab keluasan hati, dan keluasan hati dengan sebab membaca Al-Quran, maka tidaklah mengherankan kesimpulan dari hal ini disebut dalam hadits yang lain.

“Al-Quran adalah pintu rezeki, tidak akan fakir orang yang bersama Al-Quran, dan tidak akan dibuka rezeki dengan selain Al-Quran”

7. Orang yang berhati luas ia senantiasa percaya bahwa dirinya punya kesempatan yang sama untuk sukses dengan semua orang di dunia ini, karena tak ada satupun orang yang diciptakan Allah untuk berperan sebagai martabak hangus. Kepercayaan pada diri sendiri juga membutuhkan sebuah pandangan yang tidak membeda-bedakan hambatan yang berada di depannya, bagaikan kapas dan besi dimana kita tidak pernah tahu mana yang lebih berat di antara keduanya.

8.Para pemilik keluasan hati, begitu mencitai usaha karena mereka tahu bahwa Allah juga mencintai usaha seseorang. Baginya, usaha bagaikan pemandangan dari atas kerta api yang selalu menyenangkan untuk dinikmati. Dengan mencitai uasaha, maka tak ada yang bisa menghetikan mereka di tengah jalan. Usaha tersebut pasti disempurnakannya sehingga janur kuning berdiri.

9.Sifat yang paling menonjol dari hati yang luas yaitu, segala action yang dilakukan semata-mata karena Allah Yang Maha Luas Rezeki-Nya. Mereka yakin jika Allah telah ridho kepada seseorang, maka Dia tak mengecewakan hamba-Nya. Inilah dia yang dikenal sebagai prinsip Pakain putih.

Demikianlah mutiara hikmah buku Hijrah Rezeki yang begitu dalam maknanya, bagus untuk di renungkan untuk kehidupan kita sehari-hari, agar kita punya prinsip-prinsip yakin kepada Allah Yang Maha Luas Rezeki-Nya...
Bersambung...

wassalam,
aminazra.blogspot.com
aminbhsarab.blogspot.com
aminamjad9.blogspot.com
april 2020

Minggu, 12 April 2020

MUTIARA HIKMAH BAB 1 BUKU HIJRAH REZEKI


MUTIARA HIKMAH BAB 1 BUKU HIJRAH REZEKI
Bismillah


Berawal dari ingin lebih dekat lagi kepada Allah Swt, saya terus 
berikhtiar  untuk membaca, memahami, mentaddaburi karya buku-buku 
yang sudah Best Seller” dari para Guru motivator nasional  dan 
para Ustadz yang luar bisa karya-karya terbaiknya. Sehingga 
saya membranikan diri untuk sedikit menulis ulang dari 
buku Hijrah Rezeki yang sudah 
best Seller dari karya Ustadz Arafat.

1.  Manusia sengaja diciptakan Allah Swt, untuk terus bergerak. Bukankah Anda pernah membaca teori seorang dokter, bahawa jika seseorang duduk di kursi roda tampa alasan apa pun selama dua tahun, maka ia akan kehilangan fungsi kakinya untuk berjalan…! Demikianlah Allah Swt, sengaja memberi kedua kaki untuk berjalan, dan kita memang harus benar-benar menggunakannya, atau nikmat tersebut akan dicabut kembali kalau tidak digunakan.

2. hidup Anda yang baru. Hidup yang penuh dengan pergerakan. Anda yang laki-laki bisa memulainya dari membiasakan sholat berjamaah di masjid. Bergeraklah menuju masjid lima kali sehari. Ketahuilah bahwa sholat berjamaah adalah kontrak seumur hidup bagi setiap muslim. Anda tidak bisa membayar orang lain untuk menggantikan Anda sholat berjamaah. Hanya Anda sendiri yang bisa melakukannya.

3. Nikmati pergerakan Anda, ingatlah keberkahan ada dalam pergerakan. Artinya, jika kita berhenti untuk bergerak sama saja kita menghentikan kucuran keberkahan dari Allah Swt.

4. Islam pun mengajarkan bahwa ketika kita selesai dari satu pergerakan, maka menujulah pada pergerakan yang lainnya.

أحب  الاعمال إلى الله الحال والمرتحل

“Perbuatan yang paling dicintai Allah yang telah diselesaikan kemudian 
melanjutkan perbutan berikutnya lagi”

5.  Bergerak bukan hanya aktivitas tubuh, melainkan juga aktivitas ruh. Bukankah kita sering mendengar bahwa ada seseorang yang hatinya mudah tergerak untuk melakukan ini dan itu...???

Bahkan pergerakan hati lebih penting dari pergerakan tubuh itu sendiri. Oleh karena itu setelah kita mengenal sifat rezeki pada bab ini, maka yang pertama akan kita pelajari pada bab berikutnya adalah tentang pergerakan hati.

Demikianlah inti sari, mutira hikmah “Buku Hijrah Rezeki” dari karya Ustadz Ahmad Mukafi Arafat yang lebih dikenal “Ustadz Arafat” pada bab 1 ini, kita nantikan mutiara hikamh bab 2 selanjutnya....

wassalam,
aminazra.blogspot.com
aminbhsarab.blogspot.com
aminamjad9.blogspot.com
april 2020