Latest Entries »

Minggu, 17 Maret 2013

HIKMAH PENCIPTAAN LABA-LABA

Hikmah Penciptaan Laba-Laba



Siapa diantara kita yang tidak jiji melihat Laba-laba...? Siapa diantara kita yang tidak merasa benci jaring Laba-laba didekatnya...? Mungkin diantara kita ada yang berkata: Bukankah lebih baik Laba-laba itu tidak ada?. Anggapan yang demikian itu ditolak oleh seorang Ahli Ilmu Hayat melalui ucapannya:
Sekiranya tidak ada lagi Laba-laba di muka bumi ini akan hilanglah keseimbangan di alam dan berbagai serangga akan menimbulkan bencana besar di planet bumi kita ini, karena Laba-laba itulah satu-satunya yang memakan serangga yang berbahaya. Dalam satu tahun Laba-laba dapat memakan serangga tiga juta kati”.

Domain perhatian, renungan dan pemikiran tentang Laba-laba tidaklah terbatas hanya pada pentingnya Laba-laba bagi kehidupan manusia, karena Laba-laba melindungi manusia daripada musuh-musuhnya yang amat berbahaya. Jenis serangga itu bermacam-macam. Ada jaring Laba-laba merupakan bukti yang jelas dan keterangan yang kuat tentang adanya serangga di tempat itu. Dia memasang dan mengumpulkan jaringnya semata-mata memerangi serangga-serangga dan menghempaskannya. Kemudian ia pergi ketempat lain melanjutkan pekerjaannya yang bermanfaat bagi manusia dan bagi kehidupan umumnya. Tetapi berfikir tentang Laba-laba kita perlu memperhatikan bagaimana sarang yang dibinanya, dari benangnya yang halus tersebut.

Para serjana Ilmu Hayat menyatakan bahwa benang Laba-laba ialah suatu benda yang dihasilkan suatu makhluk yang banyak faedahnya suatu zat yang kuat direntangkannya garis tengah satu helai sehingga membentuk seperseribu inchi. Demekian itulah benang sutra Laba-laba.

Donald Beaty seorang Ahli Ilmu Alam mengatakan: bahwa Laba-laba membuat jaringnya untuk melaksanakan segala kepentingannya. Jaring itu digunakan sebagai perangkap untuk menangkap musuhnya, juga untuk tempat hidangan makanannya, sebagai gudang perbekalan makanannya, sebagai kasur untuk tempat tidurnya, sebagai radar yang mengawaskan dia dari acaman musuhnya, juga sebagai jalan untuk lari mengelakan dari bahaya, sebagai tali untuk mengikat musuhnya dan juga untuk jalan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain.

Laba-laba mengelurkan benangnya dari kelenjar seperti yang terdapat pada ulat sutra. Tetapi ada perbedaan yang amat besar antara benang Laba-laba dengan benang ulat sutra. Benang Laba-laba melebihi ulat sutra dalam beberapa hal, yaitu benang Laba-laba lebih halus, lebih lembut dan lebih halus. Karena itu Ia di pandang sebagai benda yang paling halus.

Menjadi pertanyaan sebagian orang: kalau memang jaring Laba-laba itu dipandang sebagai alat untuk menangkap mangsanya yang mendekati, kenapa Laba-laba itu tidak melekat pada jaringnya sendiri...? Apalagi jaring-jaring ini ditutupi dengan zat-zat yang bergetah, yang menahan serangga agar tidak lari apabila sudah mendekatinya.

Ilmu pegetahuan sudah dapat mengetahui bahwa pada badan kaki Laba-laba terdapat bulu-bulu halus yang mengeluarkan zat minyak yang selalu diusapkan keseluruh bandannya, seolah-olah itu pula yang melindungi dirinya dari terjebak oleh jaringnya sendiri dan yang menyebabkan dia dapat bergerak dengan cepat di atas jaring tersebut. Walaupun dia ditimpa air ataupun ditimpa air hujan, badannya tidak akan basah, karena itu Laba-laba tidak akan kehilangan gerak pada jaring-jaring yang dipasangnya.

Laba-laba membina sarang dari benangnya. Sepatutnya jaring Laba-laba tersebut menjadi bahan renungan dan pemikiran, karena jelas mengandung suatu mukjizat dan suatu keanehan.

Kalau kita perhatikan bahwa Laba-laba itu membuat rumahnya sendiri. Dia membuat rumahnya dengan cara yang tepat dan bagus sekali. Dari pusat jaring-jaringnya ada cabang-cabang tali yang menghubungkan sampai kepinggir-pinggirnya, seperti sebuah bundaran dalam masa empat, pada saat selesai pembikinan jaringannya tersebut.

Orang yang memperhatikan sarang Laba-laba ini dapat melihat bahwa jaringnya adalah suatu binanaan yang sangat baik dibanding dengan sarang-sarang hewan lainnya. Sarang burung umpamanya, memperhatikan pekerjaanya yang tidak kokoh, sarang burung yang dipandang oleh beberapa serjana sebagai sarang yang sangat indah tekniknya, tetapi jika dibanding dengan sarang Laba-laba, jelas tampak kekurangannya.

Laba-laba membuat sarangnya mula-mula menjalin dua lingkaran berbentuk segi tiga, satu daripada keduanya bersudut tegak dan yang lain berkait kepada puncaknya, lalu menurun kearah sebuah sudut lingkaran ketiga yang berbentuk siku-siku. Dia bergantung sambil menjalinnya mulai dari bagian bawah hingga sampai kepinggir dua tali yang kuat. Kemudian dilapisinya dengan zat asam yang dikeluarkan oleh kelenjarnya. Setelah itu direntangkanya garis tegak lurus dari siku-siku itu sampai ke pusat jaringnya itu. Untuk memasang jaringnya itu Laba-laba tidak membuat tiang-tiang, hingga tidak terjadi tegang atas satu pihak, tetapi ia bikin satu disamping yang lainnya, bertentangan dengan sudut yang pertama, kemudian bagian yang sebelah kanan dan selanjutnya bagian yang lebih kiri.

Kedua sudut antara tiang-tiang boleh dianggap sebagai keanehan, dimana pembikinanan sangat seimbang dan halus dibanding dengan yang sudah direka dengan alat-alat moderen dan bahan-bahan yang halus.

Setiap masa semakin bertambahlah penyelidikkan ilmiah tentang faedah-faedah atau menfaat-manfaat sutra jaring Laba-laba ini dengan sesuatu yang baru, karena Laba-laba juga memasang tali temali seperti kabel tilpun. Maka berdirilah Laba-laba jantan ditepi jaring lalu ditariknya, kemudian kita dapati Laba-laba betina mengerakan tali itu dengan cara yang khusus. Setelah ada hubungan Laba-laba jantan pergi atau kembali, tetap saja. Sementara Laba-laba betina tersebut setuju untuk berkawin.

Ada kalanya Laba-laba betina membuat hubungan sesama dia dengan perantaraan jaring yang halus tersebut dan dapat diketahui bahwa beda cara-cara tertentu mengerakan jaringan itu, Laba-laba betina yang menjadi tamu keluar untuk membawakan makanan, serta dengan cara lain diambil sebagian makanan yang sudah disiapkan oleh yang menjamunya.

Laba-laba juga menggunakan tali jaringnya untuk mengembara. Mula-mula dipintalnya selembar tali yang melayang ditiup angin dan karena kuatnya benang itu menahan beratnya Laba-laba. Setelah ujung tali tersebut melekat pada suatu benda, Laba-laba pun berjalan diatasnya.

Kita dapat menyaksikan keanehan ketika Laba-laba itu menenun tali jaringnya sampai ke puncak dengan kebalikan daripada yang biasa. Dia bekerja menenun sambil kepalanya dihadapkan ke arah angin. Manakala jaringnya sudah semakin panjang, tekanan angin pun bertambah pula, Laba-laba meloncat memutar arah kepala dan badannya, sambil membiarkan jaring sutranya itu dilambaikan angin sedangkan Dia bergantung padanya, dengan sikap tak peduli...karena dia yakin, betappun kuatnya angin tak akan membahayakan kepada jaringnya. Dan bila angin telah reda, diapun kembali bekerja menjirat jaringnya sampai ke tempat yang telah ditentukan bagi dirinya.

Alangkah banyaknya ibarat, i'tibar dan pelajaran yang boleh diambil oleh manusia sekiranya manusia itu mau memperhatikan dan mempelajari kehidupan Laba-laba ini serta memikirkan keadaannya.

Kemudian akan dapat pula kita peroleh bahwa tali yang paling halus yang pernah dikenal manusia ialah benang Laba-laba ini. Sebenarnya sarang Laba-laba sangat istimewa diantara sarang-sarang makhluk hidup lainnya. Semuanya terbuka dengan sempurna, terang dan jelas bagi semua mata yang menyaksikan. Dia dapat dipindahkan oleh angin dengan mudah dia menurut kemana angin bertiup. Dan sebenarnya bahwa itulah rumah yang paling rapuh diantara tempat diam semua makhluk hidup. Ini sesuai dengan firman Allah SWT, dalam Al-Quran Surat Al-Ankabut: 41.

Perumpamaan orangn yang mengambil selain Allah sebagai pelindung, bagaikan Laba-laba yang membuat sarang (rumah). Sungguh yang serapuh-rapuh rumah ialah rumah Laba-laba sekiranya mereka mengetahui”. (Al-Ankabut : 41)

Demikianlah pembahasan tentang hikmah penciptaan Laba-laba, mudah-mudahan kita bisa mengambil i'tibar, pelajaran dan hikmahnya.
Waallahu A'lam bishawab,

Dinukil dari kitab al-Himah wal Fikrah
(Imam Al-Ghazali)

Wassalam,

1 komentar:

Umar mengatakan...

Mas mau lihat kitabnya

Posting Komentar