Latest Entries »

Kamis, 08 Mei 2025

SEDIKIT MEMAHAMI TAKDIR ALLAH SWT DAN IKHLAS

 

SEDIKIT MEMAHAMI TAKDIR ALLAH SWT DAN IKHLAS

(Oleh Amingsa)

 

 “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216). 

Takdir adalah semua ketentuan-ketentuan Allah Swt yang terjadi pada semua makhluknya termasuk manusia. Kita sebagai manusia tidak luput dari guratan-guratan takdir yang telah ditentukan dan ditetapkan oleh Sang Maha Sutradara kehidupan manusia yakni Allah Swt. Dalam kehidupan ada sebagian manusia mendapatkan kemudahan, kebahagian, berkecukupan dan bergelimang harta benda atau kekayaan. Dan ada juga sebagian manusia yang mendapatkan kesulitan, kesedihan, kekurangan dan kemiskinan.

Takdir mendapatkan kemudahan, kebahagian, berkecukupan dan bergelimang harta benda, ini semua merupakan ujian kenikmatan hidup yang banyak disukai oleh semua manusia, baik itu orang-orang yang beriman atau pun tidak beriman. Namaun kebanyakkan manusia yang menerima dan menjalani kenikamatan hidup tersebut, tidak sedikit mereka yang lalai untuk bersyukur serta kurang ikhlas menjalaninya, padahal kalau kita sadari betul kenikmatan itu semua ditakdirkan oleh Allah Swt. Hal demikian inilah yang menyebabkan kebaikan-kebaikan tersebut tidak timbah oleh Allah Swt.

Sedangkan kesulitan, kesedihan, kekurangan dan kemiskinan itu adalah ujian hidup juga yang ditakdirkan  oleh Allah Swt, pada makhluknya yang bernama manusia, akan tetapi kebanyakkan manusia tidak menyukainya. Kita ketahui bersama pada hakekatnya takdir baik dan buruk yang terjadi pada setiap manusia itu semuanya datang dari Allah Swt. Tinggal diteguhkan kembali keikhlasan manusianya itu sendiri dalam menjalani dan menerima takdir Allah Swt. Baik itu, takdir yang hasanah maupun yang buruk, tentunya menurut pandangan Allah Swt, bukan pandangan manusia sebab hanya pandangan Allahlah yang terbaik.

Boleh jadi ketika kita sudah ikhlas dengan maksimal untuk menerima dan menjalani takdir Allah Swt yang buruk tersebut. Barangkali memang itu yang terbaik untuk kita, dalam pandangan Allah Swt, maka insyaallah yang akan terjadi adalah dibalik kesulitan akan datang kemudahan, dibalik kesedihan akan datang kebahagian, dibalik kekurangan akan datang kecukupan dan dibalik kemiskinan akan datang kekayaan.

Terkait dengan memahami ilmu keikhlasan sepertinya mudah untuk diucapkan namun sulit dilakukan. Sedikit manusia yang bisa ikhlas terhadap takdir yang menimpa dirinya. Banyak yang gagal mencapai keikhlasan sehingga seseorang tidak bisa menerima takdir Allah Swt dan bahkan ia (manusia) melalaikan-Nya. Padahal sesungguhnya menerima takdir Allah Swt dengan ikhlas, itu bagian dari keimanan. Banyak sekali hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik, jika mau menerima takdir Allah Swt, meskipun terkadang harapan tidak seindah kenyataan.

Contohnya dalam menjalani kehidupan rumah tangga, meskipun sudah berusaha dengan baik, terkadang masih saja tidak bisa menerima takdir berupa kesulitan ataupun kegagalan. Sesuatu yang tidak diharapkan terjadi, seringnya membuat lupa kepada Allah Sang Pencipta takdir. Lupa bahwa Allah Swt itu telah berjanji, tidak akan membebankan seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, dan Allah Swt lebih mengetahui yang terbaik untuk hamba-hambaNya.

Apa yang menurut pemahaman dan pandangan kita tidak baik, bisa jadi ini bukanlah akhir dari segalanya. Tanamkan pada diri kita keyakinan bahwa ujungnya pasti yang terbaik menurut pandangan  Allah Swt, bukan menurut pandangan manusia. Ketika seseorang mampu ikhlas menerima takdir dan ketentuan Allah Swt atas dirinya, ia akan rela menganggapnya sebagai kebaikan dan cobaan yang harus dihadapi serta menjadi amal ibadah yang luar biasa disisi Allah Swt.

Wallahu a’lam bis-showab.

TENTANG PENULIS

AMINGSA, S. Pd.I, M.A., adalah putra Tambelang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Lahir di Bekasi, ia anak keenam dari pasangan Bapak Moh. Muin dan Ibu Nyamoliyah. Semasa sekolah SDN 1 Sukarapih Tambelang Bekasi, MTs Al-Muttaqien Tambelang Bekasi, di Mts Amingsa mendapat rangking juara kelas, minimal tiga besar. Ia meneruskan pendidikan ke Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) An-Nida Al-Islamy Kota Bekasi, selama belajar di An-Nida Al-Islamy Kota Bekasi, ia sempat mengaji kitab Misbah Az-Zhulam langsung dengan Syekh Muhammad Muhajirin Amsar Ad-Dar (Alm), beliau adalah penyusun kitab Misbah Az-Zhulam dan menjadi tokoh ulama besar Nasional dari Kota Bekasi.

Menamatkan pendidikan Bahasa Arab, S1 di STAIN Cirebon dan S2 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Tamantirto Yogyakarta. Sekarang aktivitasnya mengajar di MAN 1 Kota Cirebon Jawa Barat, sebagai Guru pengampu Bahasa Arab. Menjadi Pembina PAKIBRA dari tahun 2016 sampai 2020, Prestasi yang pernah di dapat juara harapan 2 tingkat Nasional tahun 2017 di Sumedang Jawa Barat dan juara 1 PBB tingkat Nasional tahun 2017 di Kaplongan Indramayu Jawa Barat. Menjadi tutor pengajar Kitab Kuning di Ma’ahad Jami’ah IAIN Syekh Nurjati Cirebon dari tahun 2017 sampai sekarang.

Bagi pembaca yang budiman dan baik hati, jika ingin berkomunikasi dengan Penulis, bisa menghubungi gmail: amingsasyah@gmail.com, Facebook: Amingsa Syah, Instagram dan Telegram.

Wassalam,
Amingsa
http://aminazra.blogspot.com
http://aminbhsarab.blogspot.com
http://buku.bek.link/
Tahun 2025 

Sabtu, 26 April 2025

SUMBANGSIH PEMIKIRAN GURU MERDEKA

 

SUMBANGSIH PEMIKIRAN GURU MERDEKA 

Oleh Amingsa 

 

Seiring berjalannya waktu Bangsa Indonesia sudah merdeka 78 tahun, waktu yang cukup lama, tidak muda lagi. Kalau sedikit direnungkan waktu tersebut adalah waktu yang sudah cukup matang dan memungkinkan untuk merdeka dari berbagai macam hambatan-hambatan di dalam pendidikan. Indonesia yaitu bangsa merdeka menuju Indonesia merdeka yang sejati, tidak terjajah dalam segi apapun.

Terutama dalam dunia pendidikan, salah satu unsur sangat penting yaitu peran seorang guru. Ketika peran guru terhambat oleh kepentingan-kepentingan yang tidak ada kaitannya dengan dunia pendidikan, niscaya peran guru akan kurang maksimal dalam memperjuangkan pendidikan yang berkualitas dan merdeka. Oleh karena itu kiprah seorang guru sangat menentukan keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran di sekokah (madrasah). Terkait dengan guru yang merdeka, ia harus bisa memahamai kualitas dirinya. Agar seorang guru tersebut, paling tidak memiliki empat kunci pengembangan diri untuk jadi guru merdeka, diantaranya; kemerdekaan, kompetensi, kolaborasi dan karir guru.

Kualitas pertama guru merdeka kuncinya adalah kemerdekaan, paling tidak ada dua unsur dalam memperjuangkan kemerdekannya. Yaitu kemerdekaan seorang guru dalam pengemabangan diri, dari berbagai aspek pengetahuan, keterampilan dan pelatihan-pelatihan profesi guru. Pelatihan-pelatihan profesi guru inilah, termasuk suatu hal sangat penting diperjuangakan sebab berkaitan erat dengan guru professional yang merdeka serta dapat menjadi guru-guru harapan masa depan. Namun tidak sedikit guru yang kurang bersungguh-sungguh dalam memperjuangkan pengembangan potensi dirinya. Oleh sebab itu dibutuhkan kerjasama yang harmonis dengan lembaga-lembaga balidiklat resmi dari pemerintah yang berkaitan langsung dengan profesi guru, agar kelak nanti benar-benar terwujud guru yang professional dan merdeka.

Kualitas kedua guru merdeka kuncinya yaitu, kompetensi (memiliki kemampuan diri sebagai seorang guru) secara umum idealnya seorang guru harus memiliki empat kompetensi ataupun kemampuan; pedagogis, kepribadian, sosial dan profesional. Seoarang guru yang pantang menyerah, ulet, cerdas dan bijaksana. Ia akan terus berupaya meningkatan kualitas kompetensinya sebagai guru. Ketika sudah meningkat kualitas kemampuan (kompetensi) pedagogis, kepribadian, social dan professional, maka inilah merupakan harapan yang akan terwujud guru yang sejati dan merdeka.

Kualitas ketiga guru merdeka kuncinya ialah kolaborasi, maka seoarang guru yang cerdas dan bijak yakni mampu mengkolaborasi kemampuannya (kompetensinya), baik kompetensi internal maupun eksternalnya. Terkait dengan kompetensi internal yaitu kemampuan pedagogis, kepribadian, sosial dan professional. Ini merupakan kompetensi terintegrasi ataupun satu kesatuan yang saliang melengkapi dan menguatkan untuk menjadi seorang guru sejati serta guru merdeka. Sedangkan kompetensi eksternalnya adalah seorang guru yang sejati dan merdeka ia akan mampu mengoptimalkan perkembangan zaman yang teknologinya semakin canggih. Dengan perkembangan zaman yang sudah tidak bisa terbendung lagi, seorang guru idealnya, bisa dengan kecerdasannya mampu memanfaatkan dan mengoptimalkan media digital untuk memotivasi serta mentrasfer berbagai macam ilmu pengetahuan yang bermanfaat, baik untuk peserta didik maupun guru tersebut.

Dengan media sosial dan jaringan internet, seorang guru bisa dengan cepat mencari, membaca, mengkaji, mentrasfer ilmu yang bermanfaat bagi para peserta didik. Yaitu melalu facebook, whatsapp, instagram, telegram, google classroom, google meet, website dan sebagainya. Sehingga hal-hal yang demikian ini bisa memudahkan dan mempercepat kolaborasi media pembelajaran yang unik serta bervariatif. Mudah-mudahan bisa membuat peserta didik termotivasi dan tumbuh semangat dalam menuntut ilmu dengan barbagai macam media pembalajaran serta menambah barbagai macam ilmu pengetahuan.

Kualitas yang keempat guru merdeka kuncinya karir (karir seorang yang merdeka). Ketika seorang guru sudah malang melintang mengikuti seminar, simposium, pelatihan keterampilan dan pelatihan-pelatihan profesi guru, maka sudah otomatis karirnya akan meningkat serta ilmu, wawasan dan penegetahuan akan bertambah, bisa jadi kesejahtraannya akan tercukupi dengan kata lain merdeka dari finansial. Di tambah lagi kecakapan kompetensi yang harus melekat pada diri seorang guru yaitu, pedagogis, kepribadian, sosial dan professional. Hal yang demikian ini, harus terpatri dan dikembangkan terus menerus pada jiwa raga seorang guru yang sejati dan merdeka. Seorang guru juga idealnya mempu mengkolaborasi kemampuan-kemampuan internalnya dengan kecakapan kemampuan ekternalnya yakni dengan media digital yang sekarang ini sudah dirasakan banyak manfaatnya di dalam dunia pendidikan.

Demikianlah empat kunci pengembangan diri guru merdeka, diantaranya; kemerdekaan, kompetensi, kolaborasi dan karir guru. Ketika berkembang dengan baik dan maksimal niscaya bisa dimungkinkan menjadi guru yang benar-benar merdeka. 

Wallahu a’lam bis-showab.

 

TENTANG PENULIS

AMINGSA, S. Pd.I, M.A., adalah putra Tambelang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Lahir di Bekasi, ia anak keenam dari pasangan Bapak Moh. Muin dan Ibu Nyamoliyah. Semasa sekolah SDN 1 Sukarapih Tambelang Bekasi, MTs Al-Muttaqien Tambelang Bekasi, di Mts Amingsa mendapat rangking juara kelas, minimal tiga besar. Ia meneruskan pendidikan ke Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK) An-Nida Al-Islamy Kota Bekasi, selama belajar di An-Nida Al-Islamy Kota Bekasi, ia sempat mengaji kitab Misbah Az-Zhulam langsung dengan Syekh Muhammad Muhajirin Amsar Ad-Dar (Alm), beliau adalah penyusun kitab Misbah Az-Zhulam dan menjadi tokoh ulama besar Nasional dari Kota Bekasi.


Wassalam,
Amingsa,
https://aminazara.blogspot.com
Tahun 2025