Latest Entries »

Minggu, 18 April 2021

MENGUATKAN ENERGI NIAT PUASA RAMADHAN

 Renungan Inspirasi Ramadhan ke-1

MENGUATKAN ENERGI NIAT PUASA RAMADHAN

Oleh: Amingsa

 

Setiap puasa Ramadhan setelah sholat tarawih dan witir, sudah kita maklumi bersama yaitu suadah menjadi lazim untuk selalu membaca niat puasa Ramadhan. Hal yang demikian  sudah menjadi kebiasaan para jama’ah shalat tarawih dan witir untuk membaca niat puasa Ramadhan. Bahkan niat tersebut dipandu oleh Ustadz atau Kiai sebagai imam tarawih kemudian diikuti oleh para jama’ah sebagai makmumnya.

Tidak bisa dipungkiri penomena tersebut, telah terjadi setiap tahun dan menjadi adat atau kebiasan setelah shalat tarawih serta witir senantiasa membaca niat puasa Ramadhan. Kalau diperhatikan kembali membaca niat puasa Ramadhan, menjadi hal biasa saja dan lumrah dilakukan pada semua jama’ah shalat tarawih serta witir, baik itu jama’ah tarawih di masjid-masjid ataupun di mushol-mushola khususnya di Indonesia.

Dilihat dari kaca mata ilmu fikih membaca atau mengucapkan niat puasa Ramadhan adalah merupakan salah satu rukun yang harus dilakukan pada malam hari. Boleh niat puasa setelah shalat tarawih plus witir, boleh tengah malam dan boleh juga sepertiga malam. Maksimalnya adalah membaca niat puasa Ramadhan wajib dikerjakan atau dilafalkan  sebelum azan subuh dikumandangakan oleh muazin di masjid-masjid ataupun di mushola-mushola.

Oleh karena itu, sudah menjadi adat kebiasan di Indonesia bahwa niat puasa Ramadhan dibacakan dan lafalkan setelah shalat tarawih serta witir. Namun yang perlu menjadi perhatian khusus adalah niat puasa Ramadhan harus dengan kesungguhan, kesadaran dan penuh dengan keikhasan. Jikalau ini tidak dilakukan bisa jadi puasanya biasa-biasa saja dan kurang semangat hanya mendapakan lapar dan dahaga saja.

Terkait dengan hal tersebut, mari kita perhatikan dan pahami kembali keterangan hadits baginda Nabi Muhammad Saw, telah bersabda Rasulullah Saw,”betapa banyak orang yang berpusa, tetapi mereka tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya itu, kecuali hanya mendapatkan lapar dan dahaga.” (HR Ahmad)

Hadits baginda Nabi Muhammad Saw dengan gamblang menjelaskan bahwa sebagian besar orang-orang yang berpuasa Ramadhan tersebut tidak mendapatkan apa-apa dari puasa yang mereka kerjakan kecuali hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja. Bisa jadi banyak orang-orang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa, yaitu tidak mendapatkan pahala, kebajikan, hikmah dan manfaat berpuasa tersebut. Sehingga banyak orang-orang yang berpuasanya menjadi sia-sia.

Betapa sayangnya puasa Ramadhan yang sudah bersusah payah dengan menahan hal-hal yang memebatalkan puasa. Berpuasa menahan diri dari sejak waktu mendirikan shalat subuh berjam’ah, yaitu dari terbit matahari sampai terbenam matahari yakni sampai waktu menjelang maghrib. Tepat pada waktu maghrib untuk berbuka puasa. Akan tetapi puasanya tersebut kebanyakan orang-orang tidak mendapatkan apa-apa hanya lapar dan dahaga saja. Ini menjadi suatu hal yang sangat disayangkan, merugi dan bahkan menjadi sia-sia puasanya.

Oleh karena itu, boleh jadi energi niat berpuasa Ramadhannya tidak ada atau kurang bersungguh-sungguh dalam berniat puasa Ramadhan. Sehingga berpuasanya hanya mendapatkan lapar, dahaga dan bahkan puasa tersebut menjadi sia-sia belaka. Salah satu faktor penyebabnya adalah niat berpuasanya kurang bersungguh-sungguh atau kurang kuat. Hal tersebut akan berdapak berkurangnya energi niat berpuasa khususnya puasa Ramadhan.

Sudah seyogyanya niat puasa Ramadhan yang setiap kali diucapkan dan dilafalkan dengan kesunguhan, kesadaran dan ikhlas semata-maka mangharap ridho Allah Swt. Niat puasanya tidak bersenda gurau, apalagi niat puasanya main-main tidak dengan sungguh-sungguh dengan sepenuh hati. Inilah yang terjadi kalau kita perhatikan secara seksama tidak sedikit orang yang berpuasa tersebut, pada siang hari tidur bahkan tidurnya berjam-jam. Sehingga puasanya kurang produktif dan energi puasa Ramadhannya pun menjadi lemes, loyo serta melemah.

Maka menjadi sangat penting menguatkan kembali niat berpuasa Ramadhan dengan cara dengan kesungguhan, kesadaran dan keikhlasan semata-mata mangharap ridha Allah Swt. Agar energi niat puasa Ramadhan tersebut dapat memberikan dampak positif yang dahsyat. Kalau ini yang diamalkan niscaya puasa Ramadhan tersebut menjadi tidak sia-sia. Puasa Ramadhan menjadi lebih produktif dan mengisi puasa Ramadhannya dengan amalan-amalan sunnah yang terbaik serta sangat dianjurkan oleh baginda Nabi Muhammad Saw.

Wallahu ‘alam bis-shawab.

Wassalam,
Amingsa
Ramadhan 1442 H
aminazra.blogspot.com
aminbhsarab.blogspot.com
aminamjad9.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar