Bismillahir-Rohmaanir-Rahiim
Catatan
Renungan Ramadhan ke-13
RAMADHAN
MOMENTUM MENIMBA
ILMU
(Kajian dan
Renungan surat Al-‘Alaq:
1-5)
Untuk menambah ilmu ataupun
pengetahuan (sains) sudah barang tentu, sangat berkaitan erat dengan kalam
Allah SWT, di dalam AL-Quran surat Al-‘Alaq ayat 1 – 5. Bahwa Allah SWT,
menyeru kepada semua manusia baik itu yang beriman atau tidak beriman maka
perintah tersebut berlaku bagi semua manusia, untuk selalu membaca, membaca, dan membaca. Seruan membaca
pada surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5, kajian tersebut dalam tafsir Al-Quran makna
membaca ini sangat luas. Bukan hanya sebatas mata melihat dan mulut membaca
melainkan lebih dari itu.
Paling tidak makna membaca
tersebut, ada dua ranah yakni membaca ayat-ayat Allah SWT, yang tersurat (yaitu
ayat-ayat Al-Quran yang tertulis) dan
membaca ayat-ayat Allah SWT, yang rersirat di alam jagad raya ( tanda-tanda
kekusaan Allah SWT, yang ada dialam semesta. Oleh karena itu penulis akan
mangkaji dan merenung sedikit tentang
makna kalam Allah SWT, yang terdapat di dalam surat Al-Alaq ayat 1-5.
Berkenaan makna Iqro’, membaca
tanda-tanda kekusaan Allah SWT, di alam jagad raya ini. Dalam kajian ilmu
Ulumul Quran tanda-tanda kekuasaan Allah SWT, disebut dengan ayat-ayat kauniyah.
Ayat-ayat kauniyah yang ada dialam jagad raya, sungguh mengagumkan telah terhampar
di alam semesta. Di alam semesta terdiri banyaknya kumpulan galaksi-galaksi,
dan pada satu galaksi terdapt kumpulan planet-pelanet, selanjutnya pada satu
kumpulan planet-planet disitu ada tata surya yang beredar pada porosnya,
dan di situ ada planet bumi yang kita tempati sekarang. Belum lagi bumi yang
kita tempati, ada langit, gunung, lautan dan sebagainya semua itu adalah
tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Bagi
orang-orang yang beriman, mereka harus pndai-pandai membaca ayat-ayat kuniyah
Allah SWT, agar keimanan mereka meningkat, mengakar dan kokoh kepada Allah SWT,
Sang Pencipta alam semesta.
Makna membaca ayat-ayat Allah
SWT, yang tersurat yaitu terkait dengan teks-teks Al-Quranul Karim, Hal ini juga menjadi sangat
penting. Seruan surat Al-Alaq pada ayat pertama adalah perintah membaca. Pada
saat diturunkannya surat Al-Alaq ini oleh Allah SWT, kepada baginda Nabi
Muhammad SAW, yang dibawakan dan dibacakan oleh malaikat Jibril AS, ketika
mungucapkan Iqro’… yaa Muhammad terulang sampai tiga kali, baru ucapan Iqro’
yang ketiga Rasululllah mengucapkan ikut malaikat Jibril secara lengkap.
Ini menjukan bahwa pada peristiwa
diturukannya surat Al-Alaq kata “Iqro’ terulang tiga kali. Perintah membaca itu
sangat penting bagi semua manusia. Dalam kaidah ilmu ushul fiqh ketika Allah
SWT, berfirman menggunkan kata kerja perintah maka itu pada hakekatnya hukumnya
adalah wajib. “Al-Amru ashluhu wujubun”
setiap kata keja perintah Allah SWT, pada dasarnya wajib hukumnya. Mari
kita kaji dan renungkan kembali firman Allah SWT, pada surat Al’Alaq ayat 1-5;
اقْرَأْ
بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ {1} خَلَقَ الإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ {2} اقْرَأْ
وَرَبُّكَ اْلأَكْرَمُ {3} الَّذِي عَلَّمَ ابِالْقَلَمِ {4} عَلَّمَ اْلإِنسَانَ
مَالَمْ يَعْلَمْ {5}
1. Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
2. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah,
dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
4. Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5. Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Pada surat Al-‘Alaq ayat 1-5
tersebut dalam konteks membaca sungguh sarat dengan makna dan hikmahnya. Bahwa
perintah iqro’ itu harus diikut dengan menyebut atau nama Sang Pencipta
yakni Allah SWT. Dengan demikian ketika sesorang melakukan aktivitas membaca
buku, majalah, Koran dan sebagainya maka sangatlah dianjurkan terlebih dahulu dengan menyebut nama
Allah SWT, terutama pada saat membaca Al-Quran, agar amaliyah yang kita lakukan
mendapatkan kucuran rahmat Allah SWT.
Selanjutnya makna Iqro’ yang terkait dengan pemahaman
surat Al-Alaq ayat 1-5, makna Iqro’nya adalah kita di perintahkan oleh Allah
SWT, meng-Iqro’ tentang penciptaan manusia dari segumpal darah, agar kita bisa
memhami hikmah penciptaan manusia tersebut. Ini menjukan bahwa manusia secara
kasat mata adalah makhluk sangat lemah yang terdiri dari seongok tulang dan
daging. Kemudian dengan sifat Allah Yang Maha pemurah, kita manusia yang sangat
lemah tersebut, di ajarkan pengetahuan dengan pena-Nya, sehingga kita bisa
mengetahui sesuatu yang tadinya tidak mengerti mengajadi mengerti. Itulah
ke-Maha Kuasaan Allah SWT, Yang Maha Pemurah bagi hamba-hambanya yang lemah.
Oleh karena itu, tidak ada daya dan kekuatan kecuali kekuatan Allah Yang Maha
Agung. Seharus kita sebagai hamba-Nya di dalam mengerjakan segala seuatu
aktivitas yang positif wajib melibatkan Allah SWT,yaitu senantisa dengan
meyebut dan mengingat-Nya, niscaya kita akan mendapatan kucuran rahmat dan
kemurahan Allah SWT, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Wallahu A’lam
bsh-showab…
Wassalam,
13 Ramadhan 1441 H (7
Mei 2020)
Ttd
penulis
Amingsa
aminazra.blogspot.com
aminbhsarab.blogspot.com
aminamjad9.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar