Bismillahir-Rohmaanir-Rahiim
Catatan
Renungan Ramadhan ke-18
KEMULIAAN ORANG
MENUNTUT ILMU
(Renungan Hadits)
Sungguh banyak sekali keutamaan-keutamaan
ilmu bagi orang-orang yang pecinta ilmu. Dahulu pada zaman baginda Nabi
Muhammad SAW, pada saat umat Islam pengikut masih sedikit dan Rasulullah pun berdakwah
masih sembunyi-sembunyi. Seiring dengan berjalannya waktu dakwah Rosulullah
berjalan dari rumah-kerumah yang sekarang di kenal golongan para shabat baginda
Nabi Muhammad SAW, dakwahnya jalan perlahan-lahan tetapi pasti. Maka semakin banyak
orang-orang yang ikut agama Islam. Selanjut dakwah baginda Nabi Muhammad SAW,
secara terang-terangan. Karena sudah banyak orang-orang memeluk agama Islam,
untuk menyebarkan agama Islam baginda Nabi Muhammad SAW, dalam dakwahnya berani
untuk mengajak orang-orang secara langsung baik metode dakwahnya dengan lembut
dan ada juga dakwahnya dengan kekuatan yakni dengan perang bagi orang-orang
kafir yang tidak mau diajak dengan baik-baik untuk masuk Islam.
Orang-orang kafir dan orang-orang
musyrik yang mereka tidak mau masuk Islam dengan cara diplomasi dengan cara
baik-baik. Maka mereka di perangi oleh kaum muslimin yang sudah siap untuk
berperang. Seperti kita maklumi bersama bahwasanya perang atau jihad fisabillah
dalam Islam mempunya adab atau etika dalam perang. Inilah ajaran agama Islam
yang luar bisa, sekalipun perang mereka punya aturan, adab dan etika yang
dipakai diantaranya yaitu; tidak boleh membunuh anak-anak kecil, orang-orang
tua yang sudah sepuh dan musuh-musuh yang kalah atau meyerah tidak boleh di
perangi betapa Indahnya adab dan etika perang dalam ajaran Islam.
Kita para sahabat ataupun orang-orang
beriman pada zaman Rasulullah SAW, ketika mereka diajak berperang di jalan
Allah (berjihad fii sabilillah). Maka mereka para shabat dengan sigap berperang
untuk jihad di jalan Allah, tidak ada rasa takut pada hati-hati mereka, bahkan
para shabat rela dan ingin meninggal dalam medan pertempuran atau dalam jihad
fii sabilillah untuk demi menegakkan Syi’ar agama Islam. Karena mereka para
shabat yakin betul, yang meninggal di medan pertempuran atau jihad fii
sabilillah adalah mati yang mulia (mati syahid).
Sungguh indah dalam ajaran Islam,
orang giat menacari ilmu atau pecinta ilmu nilai ibadahnya setara dengan orang
yang beriman mati syahid. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Abu
Hurairah R.A, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:
مَنْ جَاءَ مَسْجِدِي هَذَا لَمْ يَأْتِهِ إِلاَّ لِخَيْرٍ
يَتَعَلَّمُهُ أَوْ يُعَلِّمُهُ فَهُوَ فيِ مَنزِلَةِ المُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ
الله، وَمَنْ جَاءَهُ لِغَيْرِ ذَلِكَ فَهُوَ بِمَنْزِلَةِ الرَّجُلِ يَنْظُرُ
إِلَى مَتَاعِ غَيْرِهِ
“Siapa mendatangi Masjidku ini
tanpa tujuan selain kebaikan yang ingin dipelajarinya atau diajarkannya maka ia
berada di kedudukan mujahid fi sabilillah. Siapa yang mendatanginya untuk
tujuan selain ini maka ia berada dalam kedudukan orang yang melihat-lihat
barang orang lain.” (Shahihul Jami’)
Hadits berikut ini, hadits yang
diriwayatkan dari Abu Hurairah R.A, bahwa Nabi Muhammad SAW, bersabda:
الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ، مَلْعُونٌ مَا فِيهَا، إِلَّا ذِكْرَ
اللَّهِ، وَمَا وَالَاهُ، أَوْ عَالِمًا، أَوْ مُتَعَلِّمًا (رواه إبن ماجه)
“Dunia terlaknat dan terlaknat
pula apa yang ada di dalamnya kecuali dzikir kepada Allah dan ketaatan
kepada-Nya, atau orang alim, atau pelajar.” (HR. Ibnu Majah)
Sungguh sangat mulia sekali, bagi kita umat baginda Nabi Muhammad SAW, yang
selalu mengerjakan sunnah-sunnah-Nya yaitu dengan istiqamah berzikir kepada Allah
SWT, menjadi Alhli ilmu dan pecinta ilmu. Maka mereka Ahli zikir, Ahli ilmu dan
pecinta ilmu tidak terlaknat. Bahkan di sisi Allah SWT, mendapatkan kemuliaan. Bagi
orang yang beriman dan cinta dengan sunnah-sunnah Rasulullah tidak ada alasan
untuk mengisi kehidupan dengan leha-leha. Maka jadikanlah nasehat hadits ini,
untuk menambah energi semangat dalam, mencari, menuntut dan menimba ilmu. Wallau
A’lam Bis-Shawab.
Wassalam,
18 Ramadhan 1441 H (11 Mei 2020 M)
Ttd
penulis
Amingsa
aminazra.blogspot.com
aminbhsarab.blogspot.com
aminamjad9.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar