Bismillahir-Rohmaanir-Rahiim
Catatan Renungan Ramadhan ke-1
BERSYUKUR DALAM KEADAAN APAPUN
Pada saat menjelang hari pertama Ramadhan
sangat bersyukur, bahagia dan menyambut dengan rasa suka cita. Apalagi sudah
menjelang maghrib dan melaksanakan shalat mahgrib bersama keluaraga secara berjama'ah. Tibalah waktunya ke Masjid untuk shalat Isya’ berjama’ah dengan keluarga berharap bisa shalat tarawih berjama’ah setelah shalat
Isya’ karena dalam hati ini berbisik, akan terasa lebih afdhol dan sempurna puasa
Ramadhan pertama kalau, shalat terawih berjama’ahnya di Masjid setelah Isya’
berjama’ah.
Namun setelah shalat Isya’ berjama’ah di
Masjid, ternyata Masjid tersebut tidak mengadakan shalat tarawih. lalu hati ini berbisik lagi
dan sedikit agak kecewa, padahal Masjid kampung ini ataupun Masjid desa ini,
jauh dari jalan raya utama dan hampir tidak ada orang-orang pendatang yang
mampir untuk shalat di Masjid tersebut. Untuk mengobati hati yang kecewa ini, terus berusaha mencari alternatif
lain, karena dalam hati dan jiwa bergegolak semangat untuk ibadah, masih berharap untuk
bisa shalat tarawih
berjama’ah walaupun tidak di masjid.
Langsung memutuskan setelah shalat Isya’
berjama’ah di Majid pergi meuju ke Mushola yang tidak jauh jaraknya, kurang lebih
400-500 meter, yaa Allah… setelah hampir sampai ke Muhola bertemu dengan para Jama’ah yang baru keluar dari sholat Isya’ mereka mengatakan Mushola ini, tidak
menadakan shalat tarawih.
Saat itu juga persaan hati kecewa dan gelisah tidak bisa melaksankan shalat tarawih berjama’ah di Muhola tersebut,
selanjutnya tidak pikir panjang lagi, langkah kaki ini bergegas berjalan
pulang kerumah untuk beruasaha menunaikan sunnah Nabi SAW, yakni shalat terawih
berjama’ah di rumah bersama keluarga.
Walaupun memang hati dan jiwa ini
kecewa dan gelisah tidak bisa shalat tarwaih berjama’ah di Masjid dan di
Mushola. Hati dan jiwa yang gelisah ini, Penulis sejenak merenung, berfikir dan
mengambil i’tibar dari pistiwa tersebut, yakni karena wabah virus korona atau
covid-19 ini. Sampai-sampai dikampung atau desa ini, tidak mengadakan sholat
terawih berjama’ah baik di Masjid maupun di Mushola, padahal desa-desa yang
lain itu mengadakan. Tetapi Penulis masih sangat bersyukur, bisa melaksanakan
shalat tarawih bersama kelauaga di rumah.
Pelajaran yang bisa diambil adalah
kita harus senantiasa bisa bersyukur Allah SWT, dalam keadaan apapun
bagaimanpun, baik ada wabah virus corona/covid-19 ataupun tidak ada. Niscaya mudah-muadahan
kita termasuk orang-orang pandai bersyukur di pandangan Allah dan di tambah
nikmatnya oleh Allah SWT, terbih-lebih sekarang berada di bulan suci Ramadhan insayallah ada
keberkahan tersendiri. Mari kita renungkan firman Allah SWT, dalam surat
Ibrahim ayat 7.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن
شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ {7}
Dan (ingatlah),
tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami
akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." ( Surat Ibrahim:7)
Dengan ke-Agungan
bulan Ramadhan ini, moga kita termasuk orang-orang yang pandai bersyukur kepada
Allah SWT, dalam keadaan apapun baik itu ada wabah virus corona/covid-19
ataupun tidak, yang menyebabkan ada sebagian di daerah yang tidak melakasakan shalat
tarawih. Mudah-muadahan pada bulan ramadhan yang penuh rahmat, berkah, ampun ini, kita
terhindar dari wabah tersbiut. virus corona/covid-19 moga Allah SWT, hilangkan, angkat dari muka
bumi ini, dengan adanya ke berkahan dan ke-Agungan bulan suci Ramadan. Kita
juga harus terus berikhtiar sekuat tenanga mengisi Ramadhan ini dengan alaman-amalan
yang terbaik, sebagai bukti bawa kita hamba-hamba Allah SWT, yang selalau senantiasa
bersyukur kepada-Nya, adalam keadaan apapun.
Demikian sedikit
catatan renungan ramadhan hari pertama, yang menyebabkan bayak cerita.
Dikarenakan ada wabah virus corona/covid-19 yang membuat negara-negara di
dunia digemparkan dan disibukan dengan wabah tersebut, moga kita bisa banyak
mengambil pelajaran dari peristiwa ini. Baik sekala dari kecil maupun sekala yang besar. Di bulan suci Ramadhan, kita dituntut untuk selalu berfikir positif
agar puasa Ramadhan kita menjadi amalan-amalan terbaik di hadapan Allah SWT dan
moga kita tercatat orang-orang yang pandai
bersyukur kepada Allah SWT di bulan suci Ramadhan ini.
Wassalam,
1 Ramadhan 1441 H (24 April 2020)
Ttd
penulis
Amingsa
aminazra.blogspot.com
aminbhsarab.blogspot.com
aminamjad9.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar