ETIKA
PERGAULAN DALAM ISLAM
Disusun
Oleh : Kelompok
II
1. Ahmad Nurudin
2. Cecep Suwanto
3. Fitri yani
4. Ipin Aripin
5. Nita Yunita
6. Rifqi Aziz
7. Susanti
8. Wiwin
MAN 3 KOTA CIREBON
Tahun 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberi hidayah, kekuatan, kesehatan dan ketabahan kepada kami sehingga kami dapat menyusun makalah agama ini, yang berjudul Etika Pergaulan dalam Islam.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan pendidikan terhadap siswa-siswi tentang pergaulan secara islami dimana siswa-siswi bisa mengambil pelajaran dari makalah kami yang bisa mengembangkan kompetensi untuk memperbaiki akhlak yang kurang baik.
Penyusunan makalah ini terselesaikan atas dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penyusunan makalah ini.
Walaupun kami telah menyusun makalah ini dengan upaya yang sungguh-sungguh, karena berbagai keterbatasan kami, makalah ini masih memiliki sejumlah kekurangan. Sehubungan dengan hal tersebut, kami mohon maaf atas kekurangan dalam pembuatan makalah ini.
Cirebon, Januari 2014
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ...........................................................................................
i
DAFTAR
ISI ....................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Pendahuluan ..................................................................................
1
B. Rumusan Masalah .................................................................................
1
C. Tujuan masalah .................................................................................
1
BAB
II PEMBAHASAN
A. Sejarah Etika Pergaulan ……..............................................................
2
B.
Etika
Pergaulan Remaja Dalam Islam ……..................................... 4
C.
Tata cara pergaulan remaja ........................................................ 7
D. Hal-hal yang mempengaruhi timbulnya kenakalan remaja …... 10
E. Solusi Penyimpangan Pergaulan Muda-Mudi
dalam Islam ........ 18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................
20
B. Saran ............................................................................................
20
DAFTAR
PUSTAKA ...................................................................................
21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Islam merupakan
agama yang santun, sebab dalam islam sangat menjunjung tinggi moral. Inti
ajaran islam adalah mengadakan bimbingan bagi kehidupan mental dan jiwa
manusia. Karena dalam bidang inilah terletak hakikat manusia. Sehingga sikap
mental dan kehidupan jiwa itulah yang menentukan kehidupan lahir. Nabi Muhammad
SAW bersabda : “ Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak
yang mulia.” (H.R Bukhari, Ahmad).Hal inilah yang melatarbelakangi untuk
membuat makalah “Etika pergaulan dalam islam”
B.RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah etika ?
2. Apa pengertian etika dan
pergaulan ?
3. Bagaimana cara-cara pergaulan
yang baik ?
4. Apa saja hal-hal yang
menimbulkan kenakalan remaja ?
5. Apakah solusi penyimpangan
muda-mudi dalam islam yang baik ?
C. TUJUAN MASALAH
1. mengetahui sejarah etika
2.
memahami pengertian etika
3.
memahami bagaimana cara-cara dalam pergaulan yang baik
4. memahami adanya tindakan dalam penyimpangan
pergaulan
5.
menjelaskan penyelesaian masalah yang disebabkan oleh pergaulan yang
menyimpang dari ajaran Islam
1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Perkembangan
Etika Periode Bangsa
Arab
Bangsa
arab pada zaman jahiliah tidak mempunyai ahli-ahli filsafat yang mengajak
kepada aliran atau faham tertentu sebagaimana Yunani, seperti Epicurus, Zeno,
Plato, dan Aristoteles.
Hal
itu terjadi karena penyelidikan ilmu tidak terjadi kecuali di Negara yang sudah
maju. Waktu itu Bangsa Arab hanya memiliki ahli-ahli hikmat dan sebagai ahl
syair. Yang memerintahankan kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, mendorong
menuju keutamaan, dan menjauhkan diri dari kerendahan yang terkenal pada zaman
mereka. (H.A. Mustofa 1999 : 46).
Namun
sejak kedatangan islam, agama yang mengajak kepada orang-orang untuk percaya
kepada Allah, sumber segala sesuatu diseluruh alam. Allah memberi jalan kepada
manusia jalan yang harus diseberangi. Allah juga menetapkan keutamaanseperti
benar dan adil, yang harus dilaksanakannya, dan menjadikan kebahagiaan didunia
dan kenikmatan diakhirat, sebagai pahala bagi orang yang mengikutinya.
Di
antara ayat Al quran yang berbicara mengenai etika adalah : sesungguhnya Allah menyuruh ( kamu ) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dya memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran. ( QS. An-Nahl : 90 )
2
وَقُلِ الْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ فَمَن شَآءَ فَلْيُؤْمِن وَمَن شَآءَ
فَلْيَكْفُرْ إِنَّآ أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ
سُرَادِقُهَا وَإِن يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَآءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي
الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَآءَتْ مُرْتَفَقًا {29}
Artinya
: Dan katakanlah:’’kebenaran itu
datangnya dari tuhanmu;maka barang siapa yang ingin (beriman) hendaklah ia
beriman,dan barang siapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir’’. Sesungguhnya
kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya
mengepung mereka. Dan jika meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum
dengan air seperti besi yang mendidih yang manghanguskan muka. Itulah minuman
yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek (QS. AL-KHAFI (18) 29)
Jadi Bangsa Arab pada masa itu, telah
puas mengambil etika dari agama dan tidak merasa butuh untuk menyelidiki
mengenai dasar baik dan buruk. Oleh karna itu, agama banyak menjadi dasar
buku-buku yang dilukiskan dalam etika. Seperti buku karya Al-Ghazali dan
Al-Mawardi.
Yang termasuk melakukan penyelidikan
tentang akhlak dengan berdasarkan ilmu pengetahuan adalah Abu Nasr Al-Farabi,
yang meninggal pada tahun 339 H. Demikian juga Ikhwanus Sofa, didalam risalah
brosurnya, dan Abu ‘Ali ibnu Sina (370-428 H). Mereka telah mempelajari
Filsafat Yunani, terutama pendapat mengenai akhlak. (Ahmaddamin, 1975).
Penyelidik Bangsa Arab yang terbesar
mengenai Etika adalah Ibnu Maskawayh, yang wafat pada 421 H. Dia mencampurkan
ajaran Plato, Aristoteles, Galinus, dengan ajaran islam. Ajaran Aristoteles
banyak termasuk
3
dalam
kitabnya, terutama dalam penyelidikan tentang jiwa. (Ahmad Mahmus Shubhi, 1992:
17).
Etika Periode Abad
Modern
Pada
akhir abad lima belas, Eropa mulai bangkit. Ahli pengetahuan mulai menyuburkan
Filsafat Yunani kuno. Begitu juga dengan Itali, lalu berkembang keseluruh
Eropa.
Pada
masa ini, segaala sesuatu dikencam dan diselidiki, sehinga tegaklah kemerdekaan
berfikir.Dan mulai melihat segala sesuatu dengan pandangan yang baru,dan
mempertimbangkannya dengan ukuran yang baru.
Discartes,seorang ahli
filsafat prancis(1596-19650), termasuk pendiri filsafat baru. Untuk ilmu
pengetahuan, ia menetapkan dasar-dasar sebagai berikut :
1. Tidak menerima sesuatu yang belum
diperiksa akal dan nyata adanya. Dan apa yang tumbuhnya dari adat kebiasaan
saja, wajib ditolak.
2. Di dalam penyelidikan harus kita mulai
dari yang sekecil-kecilnya, lalu meningkat ke hal-hal yang lebih besar.
3. Jangan menetapkan sesuatu hukum akan kebenaran
suatu hal sehingga menyatakan dengan ujian. (H.A. Mustofa, 19999:51)
B.
ETIKA PERGAULAN REMAJA DALAM
PANDANGAN ISLAM
Etika adalah suatu ajaran yang
berbicara tentang baik dan buruknya yang menjadi ukuran baik buruknya atau
dengan istilah lain ajaran tenatang kebaikan dan keburukan, yang menyangkut
peri kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, dan
alam.
Dari segi etimologi, etika berasal
dari bahasa Yunani,ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum
bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang azaz-azaz akhlak (moral).
Dari pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya
menentukan tingkah laku manusia.
4
Adapun
arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang
berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya. Menurut para ulama’ etika adalah
ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di
dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang
seharusnya diperbuat.
Berbicara
tentang remaja selalu mendapat tanggapan yang beraneka ragam. Sayangnya,
sekarang ini kesan yang ada dalam benak masyarakat justru cenderung kebanyakan
negatif. Dimulai dari perkelahian antar pelajar, pornografi, kebut-kebutan,
tindakan kriminal seperti pencurian dan perampasan barang orang lain,
pengedaran dan pesta obat-obat terlarang, bahkan yang sekarang lagi heboh
adalah dampak pergaulan bebas yang semakin mengkhawatirkan.
Apalagi
sekarang terpaan media informasi di abad millennium ini semakin merambah dengan
cepat. Di daerah yang tidak diduga sekalipun bahkan terpencil ada saja tempat
untuk pemutaran film-film porno. Rental VCD bertebaran di setiap tempat, belum
lagi media cetak yang demikian bebas mengumbar informasi sensual dan kemesuman. Satu masalah yang perlu mendapat
perhatian serius adalah bebasnya hubungan antar jenis diantara pemuda yang
nantinya menjadi tonggak pembaharuan. Islam sangat memperhatikan masalah ini
dan banyak memberikan rambu-rambu untuk bisa berhati-hati dalam melewati masa
muda. Suatu masa yang akan ditanya Allah di hari kiamat diantara empat masa
kehidupan di dunia ini. Islam telah mengatur etika pergaulan remaja. Perilaku
tersebut merupakan batasan-batasan yang dilandasi nilai-nilai agama. Oleh
karena itu perilaku tersebut harus diperhatikan, dipelihara, dan dilaksanakan
oleh para remaja. Perilaku yang menjadi batasan dalam pergaulan adalah :
1. Menutup
Aurat
Islam telah mewajibkan laki-laki dan
perempuan untuk menutup
5
aurat demi menjaga kehormatan diri dan
kebersihan hati. Aurot merupakan anggota tubuh yang harus ditutupi dan tidak
boleh diperlihatkan kepada orang yang bukan mahramnya terutama kepada lawan
jenis agar tidak boleh kepada jenis agar tidak membangkitkan nafsu birahi serta
menimbulkan fitnah. Aurat laki-laki yaitu anggota tubuh antara pusar dan lutut
sedangkan aurat bagi wanita yaitu seluruh anggota tubuh kecuali muka dan kedua
telapak tangan.
Di samping aurat, Pakaian yang di
kenakan tidak boleh ketat sehingga memperhatikan lekuk anggota tubuh, dan juga
tidak boleh transparan atau tipis sehingga tembus pandang.
2. Menjauhi perbuatan zina
Pergaulan
antara laki-laki dengan perempuan di perbolehkan sampai pada batas tidak
membuka peluang terjadinya perbuatan dosa. Islam adalah agama yang menjaga
kesucian, pergaulan di dalam islam adalah pergaulan yang dilandasi oleh
nilai-nilai kesucian. Dalam pergaulan dengan lawan jenis harus dijaga jarak
sehingga tidak ada kesempatan terjadinya kejahatan seksual yang pada gilirannya
akan merusak bagi pelaku maupun bagi masyarakat umum. Dalam Al-Qur’an Allah
berfirman dalam Surat Al-Isra’ ayat 32: “Dan janganlah kamu mendekati zina,
Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang
buruk”
Dalam
rangka menjaga kesucian pergaulan remaja agar terhindar dari perbuatan zina,
islam telah membuat batasan-batasan sebagai berikut :
Laki-laki tidak boleh berdua-duaan
dengan perempuan yang bukan mahramnya. Jika laki-laki dan perempuan di tempat
sepi maka yang ketiga adalah syetan, mula-mula saling berpandangan, lalu
berpegangan, dan akhirnya menjurus pada perzinaan, itu semua adalah bujuk rayu
syetan.
Laki-laki dan perempuan yang bukan
muhrim tidak boleh bersentuhan secara fisik. Saling bersentuhan yang dilarang
dalam islam adalah
6
sentuhan yang disengaja dan disertai
nafsu birahi. Tetapi bersentuhan yang tidak disengaja tanpa disertai nafsu
birahi tidaklah dilarang.
C.
Tata cara pergaulan remaja
Semua agama dan tradisi telah
mengatur tata cara pergaulan remaja. Ajaran islam sebagai pedoman hidup
umatnya, juga telah mengatur tata cara pergaulan remaja yang dilandasi
nilai-nilai agama. Tata cara itu meliputi:
a. Mengucapkan Salam
Ucapan salam ketika bertemu dengan
teman atau orang lain sesama muslim, ucapan salam adalah do’a. Berarti dengan
ucapan salam kita telah mendoakan teman tersebut.
b. Meminta Izin
Meminta
izin di sini dalam artian kita tidak boleh meremehkan hak-hak atau milik teman
apabila kita hendak menggunakan barang milik teman maka kita harus meminta izin
terlebih dahulu.
c. Menghormati orang yang lebih tua
dan menyayangi yang lebih muda
Remaja
sebagai orang yang lebih muda sebaiknya menghormati yang lebih tua dan
mengambil pelajaran dari hidup mereka. Selain itu, remaja juga harus menyayangi
kepada adik yang lebih muda darinya, dan yang paling penting adalah memberikan
tuntunan dan bimbingan kepada mereka ke jalan yang benar dan penuh kasih
sayang.
7
Artinya : orang-orang beriman itu
sesungguhnya bersaudara. sebab itu, damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara
kedua saudara kalian itu dan bertaqwa terhadap allah, supaya kalian mendapat
rahmat.
Artinya :
hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan
kumpulan yang lain, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik dari mereka. Dan
jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang
direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela diri kalian sendiri dan
jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan
adalah (panggilan) yang buruk
sesudah iman dan barang siapa yang tidak
bertaubat, maka mereka itulah orang-orang zalim.
8
Artinya : hai orang-orang yang beriman, jauihilah kebanyakan purba-sangka
(kecurigaan) karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganla cari-cari
keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seseorang
diantara kalian yang suka memakan daging sodaranya yang sudah mati ? maka
tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah maha penerima taubat lagi Maha Penyayang.
يَآأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وأُنثَى
وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللهِ أَتْقَاكُمْ
إِنَّ اللهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ {13}
Artinya : hai manusia sesungguhnya kami menciptakan
kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kalian
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling kenal mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian disisi Allah ialah orang
yang paling takwa diantara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal. ( Q.s Al-Hujurat : 10-13 )
d. Bersikap santun dan tidak sombong
Dalam
bergaul, penekanan perilaku yang baik sangat ditekankan agar teman bisa merasa
nyaman berteman dengan kita. Kemudian sikap dasar remaja yang biasanya ingin
terlihat lebih dari temannya sungguh tidak diterapkan dalam islam bahkan
sombong merupakan sifat tercela yang dibenci Allah.
e. Berbicara dengan perkataan yang sopan
Islam
mengajarkan bahwa bila kita berkata, utamakanlah perkataan yang bermanfaat,
dengan suara yang lembut, dengan gaya yang wajar .
f. Tidak boleh saling menghina
9
Menghina / mengumpat hukumnya
dilarang dalam islam sehingga dalam pergaulan sebaiknya hindari saling menghina
di antara teman.
g. Tak boleh saling membenci dan iri
hati
Rasa
iri akan berdampak dapat berkembang menjadi kebencian yang pada akhirnya
mengakibatkan putusnya hubungan baik di antara teman. Iri hati merupakan
penyakit hati yang membuat hati kita dapat merasakan ketenangan serta merupakan
sifat tercela baik di hadapan Allah dan manusia.
h. Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat
Masa
remaja sebaiknya dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang positif dan
bermanfaat remaja harus membagi waktunya efisien mungkin, dengan cara membagi
waktu menjadi 3 bagian yaitu : sepertiga untuk beribadah kepada Allah,
sepertiga untuk dirinya dan sepertiga lagi untuk orang lain.
i. Mengajak
untuk berbuat kebaikan
Orang
yang memberi petunjuk kepada teman ke jalan yang benar akan mendapatkan pahala
seperti teman yang melakukan kebaikan itu, dan ajakan untuk berbuat kebajikan
merupakan suatu bentuk kasih sayang terhadap teman.
D.
Hal – Hal
Yang Mempengaruhi Timbulnya Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja dapat ditimbulkan
oleh beberapa hal, sebagian di antaranya adalah:
1.
Pengaruh Kawan Sepermainan
Di kalangan remaja, memiliki banyak
kawan adalah merupakan satu bentuk prestasi tersendiri. Makin banyak kawan,
makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya. Apalagi mereka dapat memiliki
teman dari kalangan terbatas. Misalnya, anak orang yang paling kaya di kota
itu, anak pejabat pemerintah setempat bahkan mungkin pusat atau pun anak
10
orang terpandang lainnya. Di jaman
sekarang, pengaruh kawan bermain ini bukan hanya membanggakan si remaja saja
tetapi bahkan juga pada orangtuanya. Orangtua juga senang dan bangga kalau
anaknya mempunyai teman bergaul dari kalangan tertentu tersebut. Padahal,
kebanggaan ini adalah semu sifatnya. Malah kalau tidak dapat dikendalikan,
pergaulan itu akan menimbulkan kekecewaan nantinya. Sebab kawan dari kalangan
tertentu pasti juga mempunyai gaya hidup yang tertentu pula. Apabila si anak
akan berusaha mengikuti tetapi tidak mempunyai modal ataupun orangtua tidak
mampu memenuhinya maka anak akan menjadi frustrasi. Apabila timbul frustrasi,
maka remaja kemudian akan melarikan rasa kekecewaannya itu pada narkotik, obat
terlarang, dan lain sebagainya.Pengaruh kawan ini memang cukup besar.
Dalam Mangala Sutta, Sang Buddha
bersabda: “Tak bergaul dengan orang tak bijaksana, bergaul dengan mereka yang
bijaksana, itulah Berkah Utama”. Pengaruh kawan sering diumpamakan sebagai
segumpal daging busuk apabila dibungkus dengan selembar daun maka daun itupun
akan berbau busuk. Sedangkan bila sebatang kayu cendana dibungkus dengan
selembar kertas, kertas itu pun akan wangi baunya. Perumpamaan ini menunjukkan
sedemikian besarnya pengaruh pergaulan dalam membentuk watak dan kepribadian
seseorang ketika remaja, khususnya. Oleh karena itu, orangtua para remaja
hendaknya berhati-hati dan bijaksana dalam memberikan kesempatan anaknya
bergaul. Jangan biarkan anak bergaul dengan kawan-kawan yang tidak benar.
Memiliki teman bergaul yang tidak sesuai, anak di kemudian hari akan banyak
menimbulkan masalah bagi orangtuanya.
Untuk menghindari masalah yang akan
timbul akibat pergaulan, selain mengarahkan untuk mempunyai teman bergaul yang
sesuai, orangtua hendaknya juga memberikan kesibukan dan mempercayakan sebagian
tanggung jawab rumah tangga kepada si remaja. Pemberian
11
tanggung jawab ini hendaknya tidak
dengan pemaksaan maupun mengada-ada. Berilah pengertian yang jelas dahulu,
sekaligus berilah teladan pula. Sebab dengan memberikan tanggung jawab dalam
rumah akan dapat mengurangi waktu anak ‘kluyuran’ tidak karuan dan sekaligus
dapat melatih anak mengetahui tugas dan kewajiban serta tanggung jawab dalam
rumah tangga. Mereka dilatih untuk disiplin serta mampu memecahkan masalah
sehari-hari. Mereka dididik untuk mandiri. Selain itu, berilah pengarahan
kepada mereka tentang batasan teman yang baik.
Dalam Digha Nikaya III, 188, Sang Buddha
memberikan petunjuk tentang kriteria teman baik yaitu mereka yang memberikan
perlindungan apabila kita kurang hati-hati, menjaga barang-barang dan harta
kita apabila kita lengah, memberikan perlindungan apabila kita berada dalam
bahaya, tidak pergi meninggalkan kita apabila kita sedang dalam bahaya dan
kesulitan, dan membantu sanak keluarga kita. Sebaliknya, dalam Digha Nikaya III,
182 diterangkan pula kriteria teman yang tidak baik. Mereka adalah teman yang
akan mendorong seseorang untuk menjadi penjudi, orang yang tidak bermoral,
pemabuk, penipu, dan pelanggar hukum.
2.
Pendidikan
Memberikan pendidikan yang sesuai
adalah merupakan salah satu tugas orangtua kepada anak seperti yang telah
diterangkan oleh Sang Buddha dalam Digha Nikaya III, 188. Agar anak dapat
memperoleh pendidikan yang sesuai, pilihkanlah sekolah yang bermutu. Selain
itu, perlu dipikirkan pula latar belakang agama pengelola sekolah. Hal ini
penting untuk menjaga agar pendidikan Agama Buddha yang telah diperoleh anak di
rumah tidak kacau dengan agama yang diajarkan di sekolah. Berilah pengertian
yang benar tentang adanya beberapa agama di dunia. Berilah pengertian yang baik
dan bebas dari kebencian tentang alasan orangtua memilih agama Buddha serta
alasan seorang anak harus mengikuti agama orangtua, Agama Buddha.Ketika anak
telah berusia 17
12
tahun atau 18 tahun yang merupakan
akhir masa remaja, anak mulai akan memilih perguruan tinggi. Orangtua hendaknya
membantu memberikan pengarahan agar masa depan si anak berbahagia. Arahkanlah
agar anak memilih jurusan sesuai dengan kesenangan dan bakat anak, bukan
semata-mata karena kesenangan orang tua. Masih sering terjadi dalam masyarakat,
orangtua yang memaksakan kehendaknya agar di masa depan anaknya memilih profesi
tertentu yang sesuai dengan keinginan orangtua. Pemaksaan ini tidak jarang
justru akan berakhir dengan kekecewaan. Sebab, meski memang ada sebagian anak
yang berhasil mengikuti kehendak orangtuanya tersebut, tetapi tidak sedikit
pula yang kurang berhasil dan kemudian menjadi kecewa, frustrasi dan akhirnya
tidak ingin bersekolah sama sekali. Mereka malah pergi bersama dengan
kawan-kawannya, bersenang-senang tanpa mengenal waktu bahkan mungkin kemudian
menjadi salah satu pengguna obat-obat terlarang.
Anak pasti juga mempunyai hobi tertentu.
Seperti yang telah disinggung di atas, biarkanlah anak memilih jurusan sekolah
yang sesuai dengan kesenangan ataupun bakat dan hobi si anak. Tetapi bila anak
tersebut tidak ingin bersekolah yang sesuai dengan hobinya, maka berilah
pengertian kepadanya bahwa tugas utamanya adalah bersekolah sesuai dengan
pilihannya, sedangkan hobi adalah kegiatan sampingan yang boleh dilakukan bila
tugas utama telah selesai dikerjakan.
3.
Penggunaan Waktu Luang
Kegiatan di masa remaja sering hanya
berkisar pada kegiatan sekolah dan seputar usaha menyelesaikan urusan di rumah,
selain itu mereka bebas, tidak ada kegiatan. Apabila waktu luang tanpa kegiatan
ini terlalu banyak, pada si remaja akan timbul gagasan untuk mengisi waktu
luangnya dengan berbagai bentuk kegiatan. Apabila si remaja melakukan kegiatan
yang positif, hal ini tidak akan menimbulkan masalah. Namun, jika ia melakukan
kegiatan yang negatif maka lingkungan dapat terganggu.
13
Seringkali perbuatan negatif ini
hanya terdorong rasa iseng saja. Tindakan iseng ini selain untuk mengisi waktu
juga tidak jarang dipergunakan para remaja untuk menarik perhatian
lingkungannya. Perhatian yang diharapkan dapat berasal dari orangtuanya maupun
kawan sepermainannya. Celakanya, kawan sebaya sering menganggap iseng berbahaya
adalah salah satu bentuk pamer sifat jagoan yang sangat membanggakan. Misalnya,
ngebut tanpa lampu dimalam hari, mencuri, merusak, minum minuman keras, obat
bius, dan sebagainya.Munculnya kegiatan iseng tersebut selain atas inisiatif si
remaja sendiri, sering pula karena dorongan teman sepergaulan yang kurang
sesuai. Sebab dalam masyarakat, pada umunya apabila seseorang tidak mengikuti
gaya hidup anggota kelompoknya maka ia akan dijauhi oleh lingkungannya.
Tindakan pengasingan ini jelas tidak mengenakkan hati si remaja, akhirnya
mereka terpaksa mengikuti tindakan kawan-kawannya. Akhirnya ia terjerumus.
Tersesat.
Oleh karena itu, orangtua hendaknya
memberikan pengarahan yang berdasarkan cinta kasih bahwa sikap iseng negatif
seperti itu akan merugikan dirinya sendiri, orangtua, maupun lingkungannya.
Dalam memberikan pengarahan, orangtua hendaknya hanya membatasi keisengan
mereka. Jangan terlalu ikut campur dengan urusan remaja. Ada kemungkinan, keisengan
remaja adalah semacam ‘refreshing’ atas kejenuhannya dengan urusan tugas-tugas
sekolah. Dan apabila anak senang berkelahi, orangtua dapat memberikan
penyaluran dengan mengikutkannya pada satu kelompok olahraga beladiri.
Mengisi waktu luang selain diserahkan
kepada kebijaksanaan remaja, ada baiknya pula orangtua ikut memikirkannya pula.
Orangtua hendaknya jangan hanya tersita oleh kesibukan sehari-hari. Orangtua
hendaknya tidak hanya memenuhi kebutuhan materi remaja saja. Orangtua hendaknya
juga memperhatikan perkembangan batinnya. Remaja, selain
14
membutuhkan materi, sebenarnya juga
membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Oleh karena itu, waktu luang yang
dimiliki remaja dapat diisi dengan kegiatan keluarga sekaligus sebagai sarana
rekreasi. Kegiatan keluarga ini hendaknya dapat diikuti oleh seluruh anggota
keluarga. Kegiatan keluarga dapat berupa pembacaan Paritta bersama di Cetiya
dalam rumah ataupun melakukan berbagai bentuk permainan bersama, misalnya
scrabble, monopoli, dan lain sebagainya. Kegiatan keluarga dapat pula berupa
tukar pikiran dan berbicara dari hati ke hati. Misalnya, dengan makan malam
bersama atau duduk santai di ruang keluarga. Pada hari Minggu seluruh anggota
keluarga dapat diajak kebaktian di Vihãra setempat. Mengikuti kebaktian, selain
memperbaiki pola pikir agar lebih positif sesuai dengan Buddha Dhamma juga
dapat menjadi sarana rekreasi. Hal ini dapat terjadi karena di Vihãra kita
dapat berjumpa dengan banyak teman dan juga dapat berdiskusi Dhamma dengan para
Bhikkhu maupun pandita yang dijumpai. Selain itu, dihari libur, seluruh anggota
keluarga dapat bersama-sama pergi berenang, jalan-jalan ke taman ria atau mal,
dan lain sebagainya.
4.
Uang Saku
Orangtua hendaknya memberikan
teladan untuk menanamkan pengertian bahwa uang hanya dapat diperoleh dengan
kerja dan keringat. Remaja hendaknya dididik agar dapat menghargai nilai uang.
Mereka dilatih agar mempunyai sifat tidak suka memboroskan uang tetapi juga
tidak terlalu kikir. Anak diajarkan hidup dengan bijaksana dalam mempergunakan
uang dengan selalu menggunakan prinsip hidup ‘Jalan tengah’ seperti yang
diajarkan oleh Sang Buddha.Ajarkan pula anak untuk mempunyai kebiasaan menabung
sebagian dari uang sakunya. Menabung bukanlah pengembangan watak kikir,
melainkan sebagai bentuk menghargai uang yang didapat dengan kerja dan
semangat. Pemberian uang saku kepada remaja memang tidak dapat
dihindarkan. Namun,
15
sebaiknya uang saku diberikan dengan
dasar kebijaksanaan. Jangan berlebihan. Uang saku yang diberikan dengan tidak
bijaksana akan dapat menimbulkan masalah. Yaitu: Anak menjadi boros, Anak tidak menghargai uang, dan Anak malas belajar, sebab mereka
pikir tanpa kepandaian pun uang gampang.
5.
Perilaku Seksual
Pada saat ini, kebebasan bergaul
sudah sampai pada tingkat yang menguatirkan. Para remaja dengan bebas dapat
bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum,
para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya.
Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi
mereka, merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di
kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar. Pengertian
pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan
pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja
yang putus sekolah karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak
hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya
ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita,
sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan
pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus
berlangsung selamanya. Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja
yang sedang jatuh cinta, orangtua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antar
pengawasan dengan kebebasan. Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan
yang diberikan tetapi anak harus banyak diberi pengertian agar mereka tidak
ketakutan dengan orangtua yang dapat menyebabkan mereka berpacaran dengan
sembunyi-sembunyi.
16
Apabila usia makin meningkat,
orangtua dapat memberi lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun, tetap harus
dijaga agar mereka tidak salah jalan. Menyesali kesalahan yang telah dilakukan
sesungguhnya kurang bermanfaat. Penyelesaian masalah dalam pacaran
membutuhkan kerja sama orangtua dengan anak. Misalnya, ketika orangtua tidak
setuju dengan pacar pilihan si anak. Ketidaksetujuan ini hendaknya diutarakan
dengan bijaksana. Jangan hanya dengan kekerasan dan kekuasaan. Berilah
pengertian sebaik-baiknya. Bila tidak berhasil, gunakanlah pihak ketiga untuk
menengahinya. Hal yang paling penting di sini adalah adanya komunikasi dua arah
antara orangtua dan anak. Orangtua hendaknya menjadi sahabat anak. Orangtua
hendaknya selalu menjalin dan menjaga komunikasi dua arah dengan sebaik-baiknya
sehingga anak tidak merasa takut menyampaikan masalahnya kepada orangtua.
Dalam menghadapi masalah pergaulan
bebas antar jenis di masa kini, orangtua hendaknya memberikan bimbingan
pendidikan seksual secara terbuka, sabar, dan bijaksana kepada para remaja.
Remaja hendaknya diberi pengarahan tentang kematangan seksual serta segala
akibat baik dan buruk dari adanya kematangan seksual. Orangtua hendaknya
memberikan teladan dalam menekankan bimbingan serta pelaksanaan latihan
kemoralan yang sesuai dengan Buddha Dhamma. Sang Buddha telah memberikan
pedoman untuk bergaul yang tentunya juga sesuai untuk pegangan hidup para
remaja. Mereka hendaknya dididik selalu ingat dan melaksanakan Pancasila
Buddhis. Pancasila Buddhis atau lima latihan kemoralan ini adalah latihan untuk
menghindari pembunuhan, pencurian, pelanggaran kesusilaan, kebohongan, dan
mabuk-mabukan. Dengan memiliki latihan kemoralan yang kuat, remaja akan lebih
mudah menentukan sikap dalam bergaul. Mereka akan mempunyai pedoman yang jelas
tentang perbuatan yang boleh dilakukan dan perbuatan yang tidak boleh
dikerjakan. Dengan demikian, mereka akan menghindari perbuatan
17
yang tidak boleh dilakukan dan
melaksanakan perbuatan yang harus dilakukan.
E.
Solusi Penyimpangan Pergaulan Muda-Mudi Dalam Islam
1.
Kesadaran diri sendiri
Setiap
orang pasti memiliki niatan untuk berbuat baik, ketika ia dihadapkan
pada masalah yang membuatnya harus memilih namun tidak sesuai dengan hati
nuraninya. Hati nurani itulah sesuatu yang bisa merubah seseorang berbuat
kebaikan. Kesadaran bahwa kita selau diawasi oleh Allah juga akan membuat kita
ragu untuk melakukan perbuatan yang menyimpang dari perintah-Nya.
2.
Lingkungan
Lingkungan
merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi perilaku manusia, maka untuk
menciptakan generasi yang baik kita harus menciptakan lingkungan yang baik
dengan cara lebih banyak berkumpul dan bergaul dengan orang-orang yang sholeh,
memilih teman yang dekat dengan sang Khalik dan masih banyak cara lain yang
bisa kita lakukan, jika hal ini mampu kita lakuakan, maka peluang bagi remaja
atau anak untuk melakuakan hal yang negative akan sedikit berkurang.
3.
Keluarga
Keluarga juga punya adil dalam membentuk
pribadi seseorang , jadi untuk memulai perbaikan, maka kita harus mulai dari
diri sendiri dan keluarga. Keluarga adalah sekolah pertama bagi anak. Mulailah
perbaikan dari sikap yang paling kecil, seperti selalu berkata jujur meski
dalam gurauan. Jangan sampai ada kata-kata bohong, membaca do’a setiap
malakukan hal-hal kecil, memberikan bimbingan agama yang baik kepada keluarga
dan masih banyak hal lagi yang bisa kita lakukan, memang tidak mudah melakukan
dan membentuk keluarga yang baik tetapi kita bisa lakukan itu dengan perlahan
dan sabar.
18
4.
Sekolah
Sekolah
adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap
perkembangan remaja, ada banyak hal yang bisa kita lakukan di sekolah untuk
memulai perbaikan remaja, diantaranya melakukan program mentoring pembinaan
lewat kegiatan keagamaan seperti rohis, patroli keamanan sekolah dan lain
sebagainya,jika kita optimalisasikan komponen organisasi ini maka kemungkinan
terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan teratasi.
19
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian dalam makalah tersebut, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Islam
mempunyai aturan-aturan dalam lingkup pergaulan antar pemuda- pemudi. 2. Islam melarang sesuatu yang dapat menyebabkan zina atau berdekatan dengan zina.
3. Semua perbuatan pasti akan menimbulkan akibat baik atau buruk,sesuai apa yang telah dilakukan.
B. Saran
- siswa : Semoga akhlak terpujinya lebih ditingkatkan
lagi agar tercipta generasi penerus bangsa yang bisa memadukan IMTAQ dan IPTEK.
- guru : Semoga lebih disiplin dalam pengawasan
akhlak siswa-siswi di lingkungan sekolah.
- Masyarakat: Sebagai seorang muslim dan muslimah,
sepatutnya kita melakukan dan memiliki akhlak yang terpuji untuk mendapat
ridho-Nya, termasuk dalam hal bergaul,baik sesama jenis ataupun berlawanan
jenis (bukan mahram) agar kita tidak terpengaruh oleh godaan syaitan, yang akan
mengusik ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Karena sesungguhnya, hanya
orang-orang yang berakhlak mulia yang akan diterima disisi-Nya.
20
DAFTAR PUSTAKA
Modul Paket Studi Islam Khairu Ummah, Drs. Ahmad Yani, LPPD Khairu Ummah: Jakarta Pusat
Etika Islam, Miftah Faridl, Pustaka: Bandung
Tarbiyatun Nisa, Ishlah No. 2/Th. I/Syawal 1413
fakhry, majid, Etika dalam islam.yogyakarta : pustaka pelajar, 1996
Waallahu
a'lam bishawab.
Wassalam,
Amingsa
Syah, Cirebon , Indonesia 2014
0 komentar:
Posting Komentar