BIOGARAFI IBNU RUSYD
Sorang Ahli
filsafat dan Pakar kedokteran
Ibnu Rusyd adalah seorang ilmuan yang cerdas dengan
menguasaui banyak bidang ilmu seperti al-Quran, fisika, kedokteran, biologi ,
filsafat, dan astronomi. Ibnu rusyd lahir pada tahun 1198 M d Kordoba, Spanyol.
Di Barat ia dikenal dengan nama Averroers. Ayah ibnu Rusyd adalah seorang ahli
hukum yang cukup berpengaruh di kordoba. Semetara itu, banyak saudaranya yang
menduduki posisi penting di pemerintahan. Latar belakang keluarganya itulah
yang sengat mempengaruhi proses pembentukan tingkat intelektualitas Ibnu Rusyd
di kemudian
hari. Ibnu Rusyd adalah seorang tokoh perintis ilmu jaringan tubuh atau
histology. Ia pun berjasa dalam bidang penelitian pembuluh darah dan penyakit
cacar.
Abad XII dan beberapa abad sebelumnya adalah zaman
keemasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam. Saat itu, Dinasti
Abasiyah sedang berkuasa, dengan pusat pemerintahan di semenanjung Andalusia
(Spanyol). Para penguasa Muslim pada masa itu sangat mendukung perkembangan
ilmu pegetahuan. Mereka sering meminta para ilmuan untuk mnggali kembali
warisan intelektual Yunani yang masih tersisa. Dengan begitu nama-nama
ilmuan besar Yunani beserta karyanya,
seperti Aristoteles, platoih, phytagoras, dan euclides, masih tetap terpelihara
hingga samapi sekarang.
Ibnu Rusyd dapat digolongkan sebagai ilmuan yang
komplit. Selain sebagai ahli filsafat, ia juga dikenal pakar bidang kedokteran,
sastra, logika, ilmu pasti, dan ilmu agama. Sehubungan dengan itu, ia sangat
menguasai tafsir al-Quran dan Hadits, juga ilmu hukum dan fikih. Disebabkan
kecerdasanya itulah, kemudian diangkat menjadi Hakim Agung Kordoba, sebuah
jabatan yang pernah dipegang oleh kakeknya pada masa Dinasti al-Murabitun di
Afrika Utara. Ibnu Rusyd menjadi hakim Agung selama masa pemerintahan Khalifah
Abu Ya’kub hingga anaknya, khalifah Abu
Yusuf.
Di sela-sela kesibukannya sebagai seorang dokter dan
hakim agung, Ibnu Rusyd menyempatkan diri untuk menulis. Ia telah
menghasilkan lebih dari dua puluh buku
tentang kedokteran. Salah satunya adalah al-kulliyyat fi al-thibb, yang
selanjutnya diterjemahkan dalam bahasa latin. Buku yang merupakan ikhtisar
kedokteran yang terlengkap pada zamannya ini diterbitkan di Padua pada tahun
1255. Sementara itu, selainnya dalam versi bahasa inggris dikenal dengan judul General
Rules of Medicine. Salinan tersebut sempat dicetak ulang sebanyak
beberapa kali di Eropa. Para penulis sejarah mengungkapkan kedalaman
pemahaman Ibnu Rusyd dalam bidang kedokteran
dengan berkata,”Fatwanya dalam ilmu kedokteran dikagumi sebagaimana fatwanya dalam ilmu Fikih”. Semua
itu dikarenakan kedalaman filsafat dan ilmu kalamnya.
Ibnu Rusyd juga seorang ahli filsafat yang cerdas.
Pada masa itu, buku-buku Aristoteles yang diterbitkan masih sedikit dan sulit
dipahami. Memahami hal tersebut, Ibnu Rusyd tergerak untuk mengoreksi buku
terjemahan karya Aristoteles tersebut, bahkan sejumlah karya para pemikir
Yunani lain, seperti Plato yang mempunayai pengarauh selama berabad-abad.
Pada tahun 1169-1195, Ibnu Rusyd menulis sejumlah
komentar terhadap De Partibus
Animalia, Parna Naturalisi, Metodologica, dan Nichomachem Ethick. Dengan
kecerdasannya Ibnu Rusyd yang luar bisa ini, dalam melakukan sebuah pengamatan.
Lalu di kemudian hari, komentar Ibnu Arusyd tersebut sangat berpengruh kepada
pembentukan tradisi intelektual kaum Yahudi dan Nasrani. Hal itulah yang
kemudian membuka jalan bagi Ibnu Rusyd mengujungi Eropa untuk mempelajari warisan Aristoteles dan
filsafat Yunani.
Ibnu Rusyd juga terkenal sebagai pengkritik Ibnu Sina
yang paling bersemangat. Mekipun begitu, ia tetep menghormati karya-karya
pendahulunya itu. Ia juga tertarik dengan gagasan al-Farabi tentang logika. Hal
ini, selalu memberinya insfirasi untuk berkarya. Ibnu Rusyd adalah seorang
filosof yng telah berjasa mengintegrasikan Islam dengan tradisi pemikiran
Yunani.
Di bidang ilmu Agama, Ibnu Rusyd menghasilkan sejumlah
karya, seperti Tahafut at-tahafut, sebuah kitab yang menjawab
serangan Abu Hamid al-Ghazali terhadap para filosof terdahulu. Sebagai seorang
yang ahli ilmu Agama dan filsafat, Ibnu Rusyd dianggap cukup berhasil
mempertemukan Hikmah (filsafat) dengan
syariƔt (agama dan wahyu).
Semasa hidupnya, Ibnu Rusyd melahirkan karya-karyanya
sekitar 78 karya, yang semuanya ditulis dalam bahasa Arab. Sampai kini,
sejumlah karyanya tersimpan rapi di perpustakaan Escurial, Madrid, dan Spanyol.
Tidak banyak yang mengetahahui kalau Ibnu Rusyd pernah hidup dalam pembuangan.
Ia pernah dibuang di lecena, Sepanyol, karena dianggap murtad dan menghina
kepala negara. Ia juga pernah dibuang ke Maroko karena di fitnah seseorang.
Wafat Ibnu Rusyd pada tahun 1198 (595 H) di kota Marakis, Maroko. Jenazahnya
kemudian dibawa ke Andalusia dan dimakamkan di sana.
Dikutip dari kitab: Biografi Para Ilmuan Muslim, Wahyu
Murtiningsih, Sleman Yogyakarta: Pustaka Insan Muslim, 2008
Waallahu a'lam bishawab.
Wassalam,
Amingsa syah,
Cirebon, Indonesia 2014
0 komentar:
Posting Komentar