Hikmah
Penciptaan Laba-Laba
Siapa diantara kita yang
tidak jiji melihat Laba-laba...? Siapa diantara kita
yang tidak merasa benci jaring Laba-laba didekatnya...?
Mungkin diantara kita ada yang berkata: Bukankah lebih baik Laba-laba
itu tidak ada?. Anggapan yang demikian itu ditolak oleh seorang Ahli
Ilmu Hayat melalui ucapannya:
“Sekiranya tidak
ada lagi Laba-laba di muka bumi ini akan hilanglah keseimbangan di
alam dan berbagai serangga akan menimbulkan bencana besar di planet
bumi kita ini, karena Laba-laba itulah satu-satunya yang memakan
serangga yang berbahaya. Dalam satu tahun Laba-laba dapat memakan
serangga tiga juta kati”.
Domain perhatian,
renungan dan pemikiran tentang Laba-laba tidaklah
terbatas hanya pada pentingnya Laba-laba bagi kehidupan
manusia, karena Laba-laba melindungi manusia daripada musuh-musuhnya
yang amat berbahaya. Jenis serangga itu bermacam-macam. Ada jaring
Laba-laba merupakan bukti yang jelas dan keterangan
yang kuat tentang adanya serangga di tempat itu. Dia memasang dan
mengumpulkan jaringnya semata-mata memerangi serangga-serangga dan
menghempaskannya. Kemudian ia pergi ketempat lain melanjutkan
pekerjaannya yang bermanfaat bagi manusia dan bagi kehidupan umumnya.
Tetapi berfikir tentang Laba-laba kita perlu
memperhatikan bagaimana sarang yang dibinanya, dari benangnya yang
halus tersebut.
Para serjana Ilmu
Hayat menyatakan bahwa benang Laba-laba ialah
suatu benda yang dihasilkan suatu makhluk yang banyak faedahnya suatu
zat yang kuat direntangkannya garis tengah satu helai sehingga
membentuk seperseribu inchi. Demekian itulah benang sutra Laba-laba.
Donald Beaty
seorang Ahli Ilmu Alam mengatakan: bahwa Laba-laba
membuat jaringnya untuk melaksanakan segala kepentingannya. Jaring
itu digunakan sebagai perangkap untuk menangkap musuhnya, juga untuk
tempat hidangan makanannya, sebagai gudang perbekalan makanannya,
sebagai kasur untuk tempat tidurnya, sebagai radar yang mengawaskan
dia dari acaman musuhnya, juga sebagai jalan untuk lari mengelakan
dari bahaya, sebagai tali untuk mengikat musuhnya dan juga untuk
jalan perpindahan dari satu tempat ke tempat lain.
Laba-laba
mengelurkan benangnya dari kelenjar seperti yang terdapat pada ulat
sutra. Tetapi ada perbedaan yang amat besar antara benang Laba-laba
dengan benang ulat sutra. Benang Laba-laba melebihi
ulat sutra dalam beberapa hal, yaitu benang Laba-laba
lebih halus, lebih lembut dan lebih halus. Karena itu Ia di pandang
sebagai benda yang paling halus.
Menjadi pertanyaan
sebagian orang: kalau memang jaring Laba-laba itu
dipandang sebagai alat untuk menangkap mangsanya yang mendekati,
kenapa Laba-laba itu tidak melekat pada jaringnya
sendiri...? Apalagi jaring-jaring ini ditutupi dengan zat-zat yang
bergetah, yang menahan serangga agar tidak lari apabila sudah
mendekatinya.
Ilmu pegetahuan sudah
dapat mengetahui bahwa pada badan kaki Laba-laba
terdapat bulu-bulu halus yang mengeluarkan zat minyak yang selalu
diusapkan keseluruh bandannya, seolah-olah itu pula yang melindungi
dirinya dari terjebak oleh jaringnya sendiri dan yang menyebabkan dia
dapat bergerak dengan cepat di atas jaring tersebut. Walaupun dia
ditimpa air ataupun ditimpa air hujan, badannya tidak akan basah,
karena itu Laba-laba tidak akan kehilangan gerak pada
jaring-jaring yang dipasangnya.
Laba-laba
membina sarang dari benangnya. Sepatutnya jaring Laba-laba
tersebut menjadi bahan renungan dan pemikiran, karena jelas
mengandung suatu mukjizat dan suatu keanehan.
Kalau kita perhatikan
bahwa Laba-laba itu membuat rumahnya sendiri. Dia
membuat rumahnya dengan cara yang tepat dan bagus sekali. Dari pusat
jaring-jaringnya ada cabang-cabang tali yang menghubungkan sampai
kepinggir-pinggirnya, seperti sebuah bundaran dalam masa empat, pada
saat selesai pembikinan jaringannya tersebut.
Orang yang memperhatikan
sarang Laba-laba ini dapat melihat bahwa jaringnya
adalah suatu binanaan yang sangat baik dibanding dengan sarang-sarang
hewan lainnya. Sarang burung umpamanya, memperhatikan pekerjaanya
yang tidak kokoh, sarang burung yang dipandang oleh beberapa serjana
sebagai sarang yang sangat indah tekniknya, tetapi jika dibanding
dengan sarang Laba-laba, jelas tampak kekurangannya.
Laba-laba
membuat sarangnya mula-mula menjalin dua lingkaran berbentuk segi
tiga, satu daripada keduanya bersudut tegak dan yang lain berkait
kepada puncaknya, lalu menurun kearah sebuah sudut lingkaran ketiga
yang berbentuk siku-siku. Dia bergantung sambil menjalinnya mulai
dari bagian bawah hingga sampai kepinggir dua tali yang kuat.
Kemudian dilapisinya dengan zat asam yang dikeluarkan oleh
kelenjarnya. Setelah itu direntangkanya garis tegak lurus dari
siku-siku itu sampai ke pusat jaringnya itu. Untuk memasang jaringnya
itu Laba-laba tidak membuat tiang-tiang, hingga tidak
terjadi tegang atas satu pihak, tetapi ia bikin satu disamping yang
lainnya, bertentangan dengan sudut yang pertama, kemudian bagian yang
sebelah kanan dan selanjutnya bagian yang lebih kiri.
Kedua sudut antara
tiang-tiang boleh dianggap sebagai keanehan, dimana pembikinanan
sangat seimbang dan halus dibanding dengan yang sudah direka dengan
alat-alat moderen dan bahan-bahan yang halus.
Setiap masa semakin
bertambahlah penyelidikkan ilmiah tentang faedah-faedah atau
menfaat-manfaat sutra jaring Laba-laba ini dengan
sesuatu yang baru, karena Laba-laba juga memasang tali
temali seperti kabel tilpun. Maka berdirilah Laba-laba jantan ditepi
jaring lalu ditariknya, kemudian kita dapati Laba-laba betina
mengerakan tali itu dengan cara yang khusus. Setelah ada hubungan
Laba-laba jantan pergi atau kembali, tetap saja. Sementara Laba-laba
betina tersebut setuju untuk berkawin.
Ada kalanya Laba-laba
betina membuat hubungan sesama dia dengan perantaraan jaring yang
halus tersebut dan dapat diketahui bahwa beda cara-cara tertentu
mengerakan jaringan itu, Laba-laba betina yang menjadi
tamu keluar untuk membawakan makanan, serta dengan cara lain diambil
sebagian makanan yang sudah disiapkan oleh yang menjamunya.
Laba-laba
juga menggunakan tali jaringnya untuk mengembara. Mula-mula
dipintalnya selembar tali yang melayang ditiup angin dan karena
kuatnya benang itu menahan beratnya Laba-laba. Setelah
ujung tali tersebut melekat pada suatu benda, Laba-laba
pun berjalan diatasnya.
Kita dapat menyaksikan
keanehan ketika Laba-laba itu menenun tali jaringnya
sampai ke puncak dengan kebalikan daripada yang biasa. Dia bekerja
menenun sambil kepalanya dihadapkan ke arah angin. Manakala jaringnya
sudah semakin panjang, tekanan angin pun bertambah pula, Laba-laba
meloncat memutar arah kepala dan badannya, sambil membiarkan jaring
sutranya itu dilambaikan angin sedangkan Dia bergantung padanya,
dengan sikap tak peduli...karena dia yakin, betappun kuatnya angin
tak akan membahayakan kepada jaringnya. Dan bila angin telah reda,
diapun kembali bekerja menjirat jaringnya sampai ke tempat yang telah
ditentukan bagi dirinya.
Alangkah banyaknya
ibarat, i'tibar dan pelajaran yang boleh diambil oleh manusia
sekiranya manusia itu mau memperhatikan dan mempelajari kehidupan
Laba-laba ini serta memikirkan keadaannya.
Kemudian akan dapat pula
kita peroleh bahwa tali yang paling halus yang pernah dikenal manusia
ialah benang Laba-laba ini. Sebenarnya sarang
Laba-laba sangat istimewa diantara sarang-sarang
makhluk hidup lainnya. Semuanya terbuka dengan sempurna, terang dan
jelas bagi semua mata yang menyaksikan. Dia dapat dipindahkan oleh
angin dengan mudah dia menurut kemana angin bertiup. Dan sebenarnya
bahwa itulah rumah yang paling rapuh diantara tempat diam semua
makhluk hidup. Ini sesuai dengan firman Allah SWT, dalam Al-Quran
Surat Al-Ankabut: 41.
“Perumpamaan
orangn yang mengambil selain Allah sebagai pelindung, bagaikan
Laba-laba yang membuat sarang (rumah). Sungguh yang serapuh-rapuh
rumah ialah rumah Laba-laba sekiranya mereka mengetahui”.
(Al-Ankabut : 41)
Demikianlah pembahasan tentang hikmah penciptaan Laba-laba,
mudah-mudahan kita bisa mengambil i'tibar, pelajaran dan hikmahnya.
Waallahu A'lam
bishawab,
Dinukil dari kitab al-Himah wal
Fikrah
(Imam Al-Ghazali)
Wassalam,
amin_azra Cirebon,
Indonesia 2013