Renungan Inspirasi Ramadhan ke-1
MENGUATKAN ENERGI
NIAT PUASA RAMADHAN
Oleh: Amingsa
Setiap
puasa Ramadhan setelah sholat tarawih dan witir, sudah kita maklumi bersama
yaitu suadah menjadi lazim untuk selalu membaca niat puasa Ramadhan. Hal yang
demikian sudah menjadi kebiasaan para
jama’ah shalat tarawih dan witir untuk membaca niat puasa Ramadhan. Bahkan niat
tersebut dipandu oleh Ustadz atau Kiai sebagai imam tarawih kemudian diikuti
oleh para jama’ah sebagai makmumnya.
Tidak
bisa dipungkiri penomena tersebut, telah terjadi setiap tahun dan menjadi adat atau
kebiasan setelah shalat tarawih serta witir senantiasa membaca niat puasa
Ramadhan. Kalau diperhatikan kembali membaca niat puasa Ramadhan, menjadi hal
biasa saja dan lumrah dilakukan pada semua jama’ah shalat tarawih serta witir,
baik itu jama’ah tarawih di masjid-masjid ataupun di mushol-mushola khususnya
di Indonesia.
Dilihat
dari kaca mata ilmu fikih membaca atau mengucapkan niat puasa Ramadhan adalah
merupakan salah satu rukun yang harus dilakukan pada malam hari. Boleh niat
puasa setelah shalat tarawih plus witir, boleh tengah malam dan boleh juga
sepertiga malam. Maksimalnya adalah membaca niat puasa Ramadhan wajib
dikerjakan atau dilafalkan sebelum azan
subuh dikumandangakan oleh muazin di masjid-masjid ataupun di mushola-mushola.
Oleh
karena itu, sudah menjadi adat kebiasan di Indonesia bahwa niat puasa Ramadhan
dibacakan dan lafalkan setelah shalat tarawih serta witir. Namun yang perlu
menjadi perhatian khusus adalah niat puasa Ramadhan harus dengan kesungguhan, kesadaran
dan penuh dengan keikhasan. Jikalau ini tidak dilakukan bisa jadi puasanya
biasa-biasa saja dan kurang semangat hanya mendapakan lapar dan dahaga saja.
Terkait
dengan hal tersebut, mari kita perhatikan dan pahami kembali keterangan hadits
baginda Nabi Muhammad Saw, telah bersabda Rasulullah Saw,”betapa banyak
orang yang berpusa, tetapi mereka tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya itu,
kecuali hanya mendapatkan lapar dan dahaga.” (HR Ahmad)
Hadits
baginda Nabi Muhammad Saw dengan gamblang menjelaskan bahwa sebagian besar
orang-orang yang berpuasa Ramadhan tersebut tidak mendapatkan apa-apa dari
puasa yang mereka kerjakan kecuali hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja.
Bisa jadi banyak orang-orang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa, yaitu tidak
mendapatkan pahala, kebajikan, hikmah dan manfaat berpuasa tersebut. Sehingga
banyak orang-orang yang berpuasanya menjadi sia-sia.
Betapa
sayangnya puasa Ramadhan yang sudah bersusah payah dengan menahan hal-hal yang
memebatalkan puasa. Berpuasa menahan diri dari sejak waktu mendirikan shalat
subuh berjam’ah, yaitu dari terbit matahari sampai terbenam matahari yakni
sampai waktu menjelang maghrib. Tepat pada waktu maghrib untuk berbuka puasa.
Akan tetapi puasanya tersebut kebanyakan orang-orang tidak mendapatkan apa-apa
hanya lapar dan dahaga saja. Ini menjadi suatu hal yang sangat disayangkan,
merugi dan bahkan menjadi sia-sia puasanya.
Oleh
karena itu, boleh jadi energi niat berpuasa Ramadhannya tidak ada atau kurang
bersungguh-sungguh dalam berniat puasa Ramadhan. Sehingga berpuasanya hanya
mendapatkan lapar, dahaga dan bahkan puasa tersebut menjadi sia-sia belaka.
Salah satu faktor penyebabnya adalah niat berpuasanya kurang bersungguh-sungguh
atau kurang kuat. Hal tersebut akan berdapak berkurangnya energi niat berpuasa
khususnya puasa Ramadhan.
Sudah
seyogyanya niat puasa Ramadhan yang setiap kali diucapkan dan dilafalkan dengan
kesunguhan, kesadaran dan ikhlas semata-maka mangharap ridho Allah Swt. Niat
puasanya tidak bersenda gurau, apalagi niat puasanya main-main tidak dengan
sungguh-sungguh dengan sepenuh hati. Inilah yang terjadi kalau kita perhatikan
secara seksama tidak sedikit orang yang berpuasa tersebut, pada siang hari
tidur bahkan tidurnya berjam-jam. Sehingga puasanya kurang produktif dan energi
puasa Ramadhannya pun menjadi lemes, loyo serta melemah.
Maka
menjadi sangat penting menguatkan kembali niat berpuasa Ramadhan dengan cara dengan
kesungguhan, kesadaran dan keikhlasan semata-mata mangharap ridha Allah Swt.
Agar energi niat puasa Ramadhan tersebut dapat memberikan dampak positif yang
dahsyat. Kalau ini yang diamalkan niscaya puasa Ramadhan tersebut menjadi tidak
sia-sia. Puasa Ramadhan menjadi lebih produktif dan mengisi puasa Ramadhannya
dengan amalan-amalan sunnah yang terbaik serta sangat dianjurkan oleh baginda
Nabi Muhammad Saw.
Wallahu ‘alam bis-shawab.
0 komentar:
Posting Komentar