Kenapa Motivasi dan Tekad untuk Mengubah
Nasib itu
Mudah Menguap?
Setiap awal tahun mungkin kita punya sejenis angan dan rencana agar
tahun ini, kehidupan menjadi lebih konclong dan lebih menggairahkan. Kita
menyimpan motivasidan tekad untuk mengubah nasib, demi sejarah hidup yang lebih
sejahtera. Kita punya tekad untuk melakukan ini dan itu. Kita termotivasi untuk
mewujudkan angan ini dan aspirasi itu. Lalu, entah mengapa, sejalan dengan
sepoi angin yang terus berlalu, motivasi dan tekad bulat itu selalu menguap
entah kemana.
Motivasi dan tekad bulat itu pelan-pelan hanya berbuih fatamorgana. Kenapa
bisa begitu? Ya kenapa motivasi dan tekad untuk mengubah nasib itu lebih cepat menguap
daripada yang kita sangka? Salah satu penyebabnya layak di-ulik disini. Sejumlah
studi yang ekstensif dalam ilmu perilaku (behavior science) mengungkap fakta
muram : willpower (tekad/kemauan) untuk berubah pada manusia itu memang
terbatas jumlahnya. Roy Baumeister dalam bukunya yang berjudul Willpower – Rediscovering the Greatest Human Strength menulis : willpower itu ternyata punya prinsip kerja seperti reservoir
(semacam cadangan air dalam tangki).
Jadi bayangkan, willpower kita itu bekerja seperti simpanan air dalam
botol. Dan studi yang dilakukan Baumeister menunjukkan, cadangan willpower itu terkuras
dengan cepat saat kita dihadapkan pada tantangan sehari-hari yang selalu
menerpa kita. Tantangan rutin seperti : menelusuri kemacetan di jalanan,
disergap beritaberita buruk yang terus mengalir, menghadapi beban pekerjaan yg menumpuk;
semuanya membuat cadangan willpower mudah menguap. Dan sayangnya, willpower
dalam tubuh kita tidak bisa dibagi-bagi per jenis tantangan. Misal : cadangan
willpower yang ini untuk menghandle kemacetan, yang bagian satunya lagi untuk
mengelola beban kerja yang menumpuk, dan satunya lagi dialokasikan untuk
mengelola tugas-tugas tambahan.
Tidak, willpower dalam tubuh manusia tidak bisa dikapling-kapling
seperti itu. Begitu otak kita dibebani stress karena macet/sekolah/kerjaan/gaji
kurang, maka reservoir willpower dalam tubuh kita langsung menguap karena habis
terpakai. Apa artinya? Tak lagi tersisa willpower yang amat dibutuhkan untk mewujudkan
tekad dan rencana mengubah nasib. Sebab cadangan willpower yang terbatas itu,
sudah “terserap habis” untuk meng-handle beragam tantangan hidup tadi
(kemacetan di jalanan, beban pekerjaan, mikir gaji yang terus kurang, dst).
Dengan kata lain, tekad kuat untk melakukan ini dan itu lenyap karena cadangan
willpower sudah keburu habis. Itulah kenapa rencana indah Anda lebih sering
hanya akan jadi angan belaka. Pertanyaannya : lalu bagaimana caranya agar
cadangan willpower kita tetap penuh (seperti air dalam botol yang selalu
penuh)? Dan tidak terbuang siasia? Tidak ada jalan yang mudah. Beberapa
diantaranya mungkin layak dipertimbangkan.
Langkah Pertama : hindari berita-berita/informasi yang hanya menguras emosi dan negative
mindset. Studi -studi tentang perilaku menulis : berita/informasi yang menyulut
emosi mudah sekali menguras cadangan willpower kita. Sering tanpa kita sadari. Membaca
atau menyimak berita yang menyulut emosi seperti membuang willpower kita yang
amat berharga ke tempat yg sia-sia.
Langkah Kedua : hindari jalanan yang macet. Oke, bagian yang ini mungkin tak mudah
bagi yang bekerja dan tinggal di kota-kota besar. Namun studi yang dilakukan
Gallup menyebut : kemacetan di jalanan merupakan salah satu media yang ampuh
untuk menguras energi willpower manusia. Kemacetan membuat begitu banyak
cadangan willpower tumpah di jalanan dengan sia-sia. Dari studi tersebut
mungkin muncul sebuah korelasi yang muram dan
mengejutkan : tingkat motivasi seseorang sesungguhnya amat dipengaruhi oleh
derajat kemacetan jalanan yang ia hadapi. Bekerja dari rumah, atau pindah ke
kampung halaman yang relatif sepi; adalah langkah terbosan yang barangkali kudu
dengan berani dilakukan. Demi menjaga agar cadangan willpower tidak tercecer di
jalanan dengan sia-sia.
Langkah ketiga : rutin berolahraga ternyata punya impak positif bagi upaya memelihara
willpower (demikian sejumlah studi yang termuat dalam buku Baumeister tadi).
Rutin olahraga artinya minimal 4 kali dalam seminggu berolahraga selama 30
menit. Semua sudah tahu dampak positif olahraga bagi kesehatan jasmani. Yang belum
banyak diungkap : secara mengejutkan, rutin olahraga juga punya dampak
signifikan bagi “ketangguhan willpower dan motivasi” seseorang. Orang yang
rutin olahraga terbukti tidak mudah menyerah, dan lebih sanggup memelihara
level motivasinya dalam jangka lama dibanding yang malas olahraga.
Rutin olahraga barangkali jauh lebih ampuh untuk memelihara motivasi seseorang
dibanding ikut sepuluh kali seminar motivasi oleh para motivator.
Langkah keempat atau terakhir : rutin bangun saat fajar belum menyingsing, dan lalu
melakukan ritual bersyukur pada Sang Ilahi; juga terbukti efektif untuk menjaga
willpower (kekuatan tekad). Dalam tradisi Islam, ritual ini mungkin berujud
dalam bentuk shalat Tahajud. Studi yang dilakukan Sonya Lyubormisky (2007)
menyebut fakta : rutin melakukan ritual bersyukur (gratitude ritual) saat
keheningan pagi/fajar, terbukti membuat seseorang lebih tangguh dalam menjaga
willpower. Orang yang rutin melakukan ritual bersyukur terbukti lebih happy
dalam menjalani hidup, dan lebih efektif dalam memelihara level kekuatan
tekadnya untuk berubah ke arah yang lebih baik.
Demikianlah, ulasan tentang kekuatan tekad, tentang WILLPOWER.Kita
sekarang tahu, willpower itu mudah menguap. Namun kita juga tahubagaimana cara
untuk memelihara agar willpower itu tetap terjaga Tekad dan motivasi Anda untuk
mengubah nasib ke arah yang lebih baik amattergantung pada kekuatan WILLPOWER
Anda.Maintain your willpower to redefine your future history.
Wasslam,
Amingsa syah
Dinukil
dari ebook sodara Yodhia Antariksa
Kunjungi blognya
www.strategimanajemen.net