Latest Entries »

Selasa, 30 Juli 2013

IKHTIAR MENCARI MALAM "LAILATUL QADAR"



Ikhtiar Mencari Malam "Lailatul Qadar"



Dengan penuh keimanan seorang muslim harus berusaha dan berupaya untuk mencari malam “lailatul qadar” sebagai bentuk ketaatan dan kepatuhan kepada Allah SWT. Upaya-upaya mencari malam “lailatul qadar” tersebut juga sebagai wujud kesugguhan “kecintaan seorang hamba kepada Allah SWT”, untuk bisa mendapatkan Rahmat, Maghfirah, dan 'Itqu minannar serta malam “lailatul qadar”.


Sungguh pada malam yang diberkahi ini barangsiapa yang diharamkan untuk mendapatkannya, maka sungguh telah diharamkan seluruh kebaikan (baginya). Dan tidaklah diharamkan kebaikan itu melainkan (bagi) orang yang diharamkan (untuk mendapatkannya). Oleh karena itu dianjurkan bagi kaum muslimin wal muslimat (agar) bersemangat dalam berbuat ketaatan kepada Allah untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan pengharapan pahala-Nya yang besar, jika (telah) berbuat demikian (maka) akan diampuni Allah dosa-dosanya yang telah lalu.


Baginda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Barangsiapa berdiri (shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari (4/217) dan Muslim (759))
Sangat dianjurkan dan d isunnahkan untuk memperbanyak do'a pada malam tersebut. Telah diriwayatkan dari Sayyidah 'Aisyah Radhiyallahu 'anha bahwa dia bertanya, "Ya Rasulullah, apa pendapatmu jika aku tahu kapan malam Lailatul Qadar (terjadi), apa yang harus aku ucapkan?" Beliau menjawab"
"Ucapkanlah, Ya Allah Engkau Maha Pengampun dan Mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku."  (HR. Tirmidzi (3760), Ibnu Majah (3850) dari 'Aisyah, sanadnya shahih)

اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي


Saudara-saudaraku -semoga Allah memberkahi kita dan memberi taufiq dan hidayah kepada kita untuk selalu mentaati-Nya, kita telah maklumi bersama bagaimana keadaan Lailatul Qadar (dan keutamaannya) maka bangunlah (untuk menegakkan shalat) pada sepuluh malam terakhir, menghidupkannya dengan ibadah dan menjauhi wanita, perintahkan kepada istrimu dan keluargamu untuk perbanyak perbuatan-perbuatan ketaatan kepada Allah SWT.


Suatu riwayat dari 'Aisyah Radhiyallahu 'anha:
"Adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam apabila masuk pada sepuluh hari (terakhir bulan Ramadhan), beliau mengencangkan kainnya menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya."  (HR. Bukhari (4/233) dan Muslim (1174))
Dan hadits ini juga, dari 'Aisyah, dia berkata:
"Adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersungguh-sungguh (beribadah apabila telah masuk) malam kesepuluh (terakhir) yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam lainnya."  (Muslim (1174))


Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang selelu mendapatkan hidayah Allah SWT, sehingga kita mampu dan bisa berusaha mencari terus malam-malam kemuliaan Allah pada malam ganjil di sepuluh yang terakhir ramadhan, dengan penuh keimana dan semata-mata ingin mengharap ridha Allah SWT.
Wa Allahu a'lam bisshawab,

Wassalam,
Amingsa syah, Cirebon, Indonesia 2013


Senin, 29 Juli 2013

WAKTU "LAILATUL QADAR" (Malam Kemuliaan)


Waktu “Lailatul Qadar”
(Malam Kemuliaan)


Banyak riwayat hadits yang menjelaskan tentang waktu-waktu terjadinya malam kemuliaan (lailatul qadar) yang telah di sabdakan oleh baginda Rasulullah SAW. Rasulullah SAW, secara khusus memerintahkan keada seluruh ummatnya untuk mencari dan berupaya dengan sungguh-sungguh dalam mencari malam “lailatul qadar”, yakni pada tanggal ganjil di hari-hari sepuluh terakhir dibulan ramadhan.


Diriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bahwa malam tersebut terjadi pada tanggal malam 21, 23, 25, 27, 29 dan akhir malam bulan Ramadhan. (keterangan-keterangan yang ada dalam masalah ini berbeda-beda, Imam Iraqi telah menulis suatu risalah khusus diberi judul Syarh Shadr bi Dzikri Lailatul Qadar, membawakan perkataan para ulama dalam masalah ini)


Salah satu ulama besar “Imam Syafi'i” mengungkapkan, "Menurut pemahamanku, wallahu a'lam, Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam menjawab sesuai yang ditanyakan, ketika ditanyakan kepada beliau, 'Apakah kami mencarinya di malam ini?' Beliau menjawab, 'Carilah di malam tersebut.'"  
Keterangan dan pendapat yang paling rajih, terjadinya malam Lailatul Qadar itu pada malam terakhir bulan Ramadhan berdasarkan hadits 'Aisyah Radhiyallahu 'anha, beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam beri'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dan beliau bersabda: "Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan."   (Bukhari (4/225) dan Muslim (1169))


Keterangan hadits yang lainnya, jika seseorang merasa lemah atau tidak mampu, janganlah sampai terluput dari tujuh hari terakhir, karena riwayat dari Ibnu Umar, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka janganlah sampai terluput tujuh hari sisanya."   (HR. Bukhari (4/221) dan Muslim (1165))
"Aku melihat mimpi kalian telah terjadi, barangsiapa yang mencarinya carilah pada tujuh nari terakhir."


Telah diketahui dalam sunnah, pemberitahuan ini ada karena perdebatan para shahabat. Dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasalam keluar pada malam Lailatul Qadar, ada dua orang sahabat berdabat, beliau bersabda:
"Aku keluar untuk mengkhabarkan kepada kalian tentang malam Lailatul Qadar, tapi ada dua orang berdebat hingga tidak bisa lagi diketahui kapannya, mungkin ini lebih baik bagi kalian, carilah di malam 29, 27, 25 (dan dalam riwayat lain, tujuh, sembilan dan lima)."  (HR. Bukhari (4/232))


Banyak hadits yang mengisyaratkan bahwa amalan Lailatul Qadar itu pada sepuluh hari terakhir, yang lainnya menegaskan dimalam ganjil sepuluh hari terakhir. Hadits yang pertama sifatnya umum, sedang hadits keuda adalah khusus, maka riwayat yang khusus lebih diutamakan daripada yang umum. Dan telah banyak hadits yang lebih menerangkan bahwa malam Lailatul Qadar itu ada pada tujuh hari terakhir bulan Ramadhan, tetapi ini dibatasi kalau tidak mampu dan lemah, tidak ada masalah, dengan ini cocoklah hadits-hadits tersebut tidak saling bertentangan, bahkan bersatu tidak terpisah.


Kesimpulannya, jika seorang muslim mencari malam Lailatul Qadar carilah pada malam ganjil sepuluh hari terakhir, 21, 23, 25, 27 dan 29. Kalau lemah dan tidak mampu mencari pada sepuluh hari terakhir, maka carilah pada malam ganjil tujuh hari terakhir yaitu 25, 27 dan 29. Wallahu a'lam.
Wa Allahu a'lam bisshawab,

Wassalam,
Amingsa syah, Cirebon, Indonesia 2013



Selasa, 23 Juli 2013

MEMAHAMI KEMBALI MALAM KEMULIAAN


Memahami Kembali Malam Kemuliaan
(Lailatul Qadar)


Malam kemuliaan (Lailatul Qadar) adalah suatu malam yang masih misterius keberadaannya tidak ada satu oarng pun yang tahu secara pasti kapan datangnya malam kemuliaan tersebut. Akan tetapi baginda Rasulullah SAW, sangat mengajurkan dan memerintahkan ummatnya untuk berusaha mencari malam kemuliaan (lailatul qadar) itu dengan sekuat tenaga. Oleh sebab itu, penulis mencoba mengkaji kembali tetang malam kemuliaan sebagai bentuk salah satu usaha untuk bisa mendapatkan malam kemulian (lailatul qadar).


Allah Ta 'ala berfirman : "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) saat Lailatul Qadaar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar." (Al-Qadr: 1-5). Allah memberitahukan bahwa Dia menurunkan Al-Qur'an pada malam Lailatul Qadar, yaitu malam yang penuh keberkahan. Allah Ta'ala berfirman : "Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi". (Ad Dukhaan : 3) Dan malam itu berada di bulan Ramadhan, sebagaimana firman Allah Ta 'ala : "Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an. "(Al-Baqarah: 185).


Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu berkata : "Allah menurunkan Al-Qur'anul Karim keseluruhannya secara sekaligus dari Lauh Mahfudh ke Baitul'Izzah (langit pertama) pada malam Lailatul Qadar. Kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sesuai dengan konteks berbagai peristiwa selama 23 tahun." Malam itu dinamakan Lailatul Qadar karena keagungan nilainya dan keutamaannya di sisi Allah Ta 'ala. Juga, karena pada saat itu ditentukan ajal, rizki, dan lainnya selama satu tahun, sebagaimana firman Allah : "Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah." (Ad-Dukhaan: 4).


Kemudian, Allah berfirman mengagungkan kedudukan Lailatul Qadar yang Dia khususkan untuk menurunkan Al-Qur'anul Karim : "Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu?" ( Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 4/429.) Selanjutnya Allah menjelaskan nilai keutamaan Lailatul Qadar dengan firman-Nya : "Lailatul Qadar itu lebih baik dari pada seribu bulan." Maksudnya, beribadah di malam itu dengan ketaatan, shalat, membaca al-Quran, qiyamul lail, dzikir dan do'a sama dengan beribadah selama seribu bulan, pada bulan-bulan yang di dalamnya tidak ada Lailatul Qadar. Dan seribu bulan sama dengan 83 tahun 4 bulan.


Lalu Allah memberitahukan keutamaannya yang lain, juga berkahnya yang melimpah dengan banyaknya malaikat yang turun di malam itu, termasuk Jibril 'alaihis salam. Mereka turun dengan membawa semua perkara, kebaikan maupun keburukan yang merupakan ketentuan dan takdir Allah. Mereka turun dengan perintah dari Allah. Selanjutnya, Allah menambahkan keutamaan malam tersebut dengan firman-Nya : "Malam itu (penuh) kesejahteraan hingga terbit fajar" (Al-Qadar: 5) Maksudnya, malam itu adalah malam keselamatan dan kebaikan seluruhnya, tak sedikit pun ada kejelekan di  dalamnya,  sampai  terbit  fajar.  Di  malam  itu,  para malaikat -termasuk malaikat Jibril- mengucapkan salam kepada orang-orang beriman.


Dalam hadits shahih Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan keutamaan melakukan qiyamul lail di malam tersebut. Beliau bersabda :"Barangsiapa melakukan shalat malam pada saat Lailatul Qadar karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Hadits Muttafaq 'Alaih) Tentang waktunya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Carilah Lailatul Qadar pada (bilangan) ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. " (HR. Al-Bukhari, Muslim dan lainnya). Yang dimaksud dengan malam-malam ganjil yaitu malam dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh tujuh, dan malam dua puluh sembilan.


Adapun qiyamul lail di dalamnya yaitu menghidupkan malam tersebut dengan tahajud, shalat, membaca Al-Qur'anul Karim, dzikir, do'a, istighfar dan taubat kepada Allah Ta 'ala. Aisyah radhiallahu 'anha berkata, aku bertanya : "Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika aku mengetahui lailatul Qadar, apa yang harus aku ucapkan di dalamnya?" Beliau menjawab, katakanlah : "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau mencintai Pengampunan maka ampunilah aku".(HR. At-Tirmidzi, ia berkata, hadits hasan shahih).


Pelajaran dari surat Al-Qadar :
1. Keutamaan Al-Qur'anul Karim serta ketinggian nilainya, dan bahwa ia diturunkan pada saat Lailatul Qadar.
2. Keutamaan dan keagungan Lailatul Qadar, dan bahwa ia menyamai seribu bulan yang tidak ada Lailatul Qadar di dalamnya.
3. Anjuran untuk mengisi kesempatan-kesempatan baik seperti malam yang mulia ini dengan berbagai amal shalih.


Jika Anda telah mengetahui keutamaan-keutamaan malam yang agung ini, dan ia terbatas pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan maka seyogyanya Anda bersemangat dan bersungguh-sungguh pada setiap malam dari malam-malam tersebut, dengan shalat, dzikir, do'a, taubat dan istighfar. Mudah-mudahan dengan demikian Anda mendapatkan Lailatul Qadar, sehingga Anda berbahagia dengan kebahagiaan yang kekal yang tiada penderitaan lagi setelahnya Di malam-malam tersebut, hendaknya Anda berdo'a dengan do'a-do'a bagi kebaikan dunia-akhirat, di antaranya :
1. "Ya Allah, perbaikilah untukku agamaku yang merupakan penjaga urusanku, dan perbaikilah untukku duniaku yang di dalamnya adalah kehidupanku, dan perbaikilah untukku akhiratku yang kepadanya aku kembali, dan jadikanlah kehidupan (ini) menambah untukku dalam setiap kebaikan, dan kematian menghentikanku dari setiap kejahatan. Ya Allah bebaskanlah aku dari (siksa) api Neraka, dan lapangkanlah untukku rizki yang halal, dan palingkanlah daripadaku kefasikan jin dan manusia, wahai Dzat Yang Hidup dan terus menerus mengurus (makhluk-Nya)"
2. "Wahai Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan jagalah kami dari siksa Neraka. Wahai Dzat Yang Hidup lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya), wahai Dzat Yang Memiliki Keagungan dan Kemulyaan."
3. "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon hal-hal yang menyebabkan (turunnya) rahmat-Mu, ketetapan ampunan-Mu, keteguhan dalam kebenaran dan mendapatkan segala kebaiikan, selamat dari segala dosa, kemenangan dengan (mendapat) Surga serta selamat dari Neraka. Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan terus menerus mengurusi makhluk-Nya, Wahai Dzat yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan. "
4. "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu pintu-pintu kebajikan, kesudahan (hidup) dengannya serta segala yang menghimpunnya, secara lahir-batin, di awal maupun di akhirnya, secara terang-terangan maupun rahasia. Ya Allah, kasihilah keterasinganku di dunia dan kasihilah kengerianku di dalam kubur serta kasihilah berdiriku di  hadapanmu kelak di akhirat. Wahai Dzat Yang Mahahidup, yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan. "
5. "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, 'afaaf (pemeliharaan dari segala yang tidak baik) serta kecukupan."
6. "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, mencintai pengampunan maka ampunilah aku. "
7. "Ya Allah, aku mengharap rahmat-Mu maka janganlah Engkau pikulkan (bebanku) kepada diriku sendiri meski hanya sekejap mata, dan perbaikilah keadaanku seluruhnya, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. "
8. "Ya Allah, jadikanlah kebaikan sebagai akhir dari semua urusan kami, dan selamatkanlah kami dari kehinaan dunia dan siksa akhirat."
9. "Ya Tuhan kami, terimalah (permohonan) kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, wahai Dzat Yang Maha Hidup, yang memiliki keagungan dan kemuliaan."
"Semoga shalawat dan salam dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, segenap keluarga dan para sahabatnya. "
Wa Allahu a'lam bisshawab,

Wassalam,
Amingsa syah, Cirebon, Indonesia 2013

Rabu, 17 Juli 2013

MOTIVASI AL-QURAN TENTANG MALAM KEMULIAAN



MOTIVASI AL-QURAN TENTANG MALAM KEMULIAAN
(Lailatul Qadar)


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ {2} إِنَّآ أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُّبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنذِرِينَ {3} فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ {4} أَمْرًا مِّنْ عِندِنَآ إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ {5} رَحْمَةً مِّن رَّبِّكَ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ {6}

(2). Demi Kitab (Al Quran) yang menjelaskan, (3). sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan, (4). Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (5). (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul, (6). sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Surat Al-Adukhan: 2-6)

Ada bebarapa motivasi dan hikmah yang bisa diambil sebagai I'tibar pada al-Quran surat ad-Dukan ini.
  1. Malam kemuliaan itu adalah suatu malam yang sarat dengan nilai-nilai keberkahan.
  2. Malam kemuliaan itu adalah suatu malam yang terdapat urusan-urusan penuh dengan hikmah. Yang dimaksud dengan urusan-urusan di sini ialah segala perkara yang berhubungan dengan kehidupan makhluk seperti: hidup, mati, rezki, untung baik, untung buruk dan sebagainya.
  3. Malam kemuliaan itu adalah suatu malam yang termasuk perkara besar.

Surat Al Qadr terdiri atas 5 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat 'Abasa. Surat ini dinamai Al Qadr (kemuliaan), diambil dari perkataan Al Qadr yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Al Quran dimulai diturunkan pada malam Lailatul Qadr, yang nilainya lebih dari seribu bulan; para malaikat dan Jibril turun ke dunia pada malam Lailatul Qadr untuk mengatur segala urusan.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
إنِآَّ أَنزَلْنَاهُ فيِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ {1} وَمَآأَدْرَاكَ مَالَيْلَةُ الْقَدْرِ {2} لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرُُ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ {3} تَنَزَّلُ الْمَلاَئِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ {4} سَلاَمٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ {5}
(1). Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan, (2). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?, (3). Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan, (4). Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan, (5). Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.

Ada beberapa motivasi dan hikmah serta I'tibar yang bisa dipetik pada surat al-Qadar ini :
  1. Bahwa malam kemuliaan itu adalah suatu malam yang diturunkannya al-Quran al-Karim.
  2. Bahwa malam kemuliaan itu adalah suatu malam yang lebih baik dari pada ibadah seribu bulan.
    Ada yang menafsirkan bahwa amal ibadah pada malam itu, lebih baik amal ibadah dari pada amal ibadah 83 tahun 4 bulan, yang dilakukan bukan malam kemuliaan (lailatul qadar).
  3. Bahwa pada malam kemuliaan itu para malaikat turun termasuk Jibril dengn izin Allah untuk mengurusi urusan di alam dunia.
    Keterangan dalam tafsir Ibnu Katsir menjelaskan turunya para malaikat itu bersamaan dengan turunnya rahmat, ampunan dan keberkahan malam kemulian (lailatul qadar).
    Keterangan tafsir Imam al-Qurthubi menjelaskan para malaikat turun dari langit dan dari “Sidratul Mutaha” , mereka turun ke alam dunia untuk mendoakan dan mengamini kepada hamba-hamba yang memohon dan berdoa kepada Allah SWT.
  4. Bahwa malam kemuliaan itu akan memberikan keselamatan, kedamaian, keamanan dan tidak adanya keburukan pada malam kemuliaan tersebut.
Demikianlah sedikit ulasan dan kajian tentang motivasi al-Quran tentang malam kemuliaan (lailatul qodar) dalam al-Quran, mudah-mudahan ada manfaatnya wabil khusus bagi penulis dan umumnya bagi pembaca yang budiman. Penulis sadar bahwa tulisan yang singkat ini, pasti banyak kekurangan disana-sini. Oleh karenanya penulis berharap ada masukan dan kritikan yang membangun agar tulisan kedepan lebih baik lagi.
Wa Allahu a'lam bisshawab,

Wassalam,
Amingsa syah, Cirebon, Indonesia 2013

Senin, 08 Juli 2013

أَهـْلاً وَ سَهْـلًا ياَ شَهْـرُ رَمَضَـان



شَهْـرُ رَمَضَـان


أَهـْلاً وَ سَهْـلًا ياَ شَهْـرُ رَمَضَـان
أهـــلا و سهـلا يا شـهـر صيــام
أهـــلا و سهــلا يا شهـر رحمـة 
 أهـــلا و سهـــلا يا شهـرمـــغــفــــرة
أهـــلا و سهـــلا يا شهـركـريم

SELAMAT MENUNAIKAN 
IBADAH PUASA
TAHUN 1434 H

MUDAH-MUDAHAN KITA BISA MEJALANKAN IBADAH PUASA DENGAN AMALAN-AMALAN YANG PENUH KEIKHLASAN DAN KEKHUSU'AN

 UNTUK MENDAPATKAN MALAM KEMULIAAN 
SERIBU BULAN
AMIIN



Wassalam,
Amingsa syah, Cirebon, Indonesia 2013